·                Ruangan amnion
Mula – mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat dengannya. Ruangan amnion berisi air ketuban.
Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari deciduas.
Liquor amnii ( air ketuban )
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban
Banyaknya kadang – kadang sangat berbeda – beda.
-                 Pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc
-                 Pada minggu ke-40 banyaknya : 790 cc
-                 Pada minggu ke-43 sudah berkurang menjadi 240 cc.
Kalau banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhydramnion atau hydramnion.
Kalau terlalu sedikit, kurang dari 500 cc, disebut oligohydramnion.
Air ketuban reaksinya alkalis, B.D.-nya 1.007 – 1.025, baunya anyir.
Air ketuban untuk bagian besar terdiri dari air, tapiu mengandung juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula, garam – garam malahan juga enzym – enzym.
Juga terdapat bintik – bintik lemak yang berasal dari kulit badan anak ( vernix caseosa ), rambut yang halus yang juga berasal dari anak ( lanugo ) dan sel – sel yang berasal dari kulit anak maupun dari amnion.        
Sifat – sifat air ketuban  harus kita ketahui untuk membedakan apakah  yang keluar dari alat kemaluan itu air ketuban atau air kencing.
Sifat air kencing asam ( dapat dibedakan dengan kertas lakmus atau nitrazine ), baunya pesing dan jernih tidak mengandung vernix caseosa atau lanugo.
Sifat – sifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya, banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi atau amniocentesis.
Amnioskopi :
Dengan amnioskopi air ketuban dapat berwarna kuning, hiaju muda, hijau tua.
Warna hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan bahaya ( distress ).
Dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin.
Faal air ketuban ialah :
a.              Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya.
Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.
b.             Untuk melindungi anak terhadap pukulan – pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan – gerakan anak.
Kalau air ketuban berkurang, pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
c.              Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
d.             Waktu persalinan membuka servix dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka cervix.
Asal liquor amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari :
1.             Kencing janin
2.             Transudat darah ibu
3.             Secret ephitel amnion
4.             Campuran 1, 2 dan 3
Air ketuban terus menerus diganti, artinya dibuat tapi juga dialirkan.
Hydramnion misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna.
Ternyata bahwa ada pertukaran air antara ibu dan janin, antara ibu dan air ketuban dan antara janin dan air ketuban.
Ada bukti bahwa sebagian air ketuban diminum oleh bayi, diabsorpsi oleh usus, kemudian diangkut ke placenta untuk diserahkan ke dalam darah ibu.
Kalau janin ini terhalang misalnya karena anak tak dapat menelan atau karena ada tekanan pada tali pusat maka dapat terjadi hydramnion.
·                Tali pusat ( foeniculus )
-               Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan foetal placenta.
          Warnanya dari luar putih dan bukan merupakan tali yang lurus tapi yang berpilin
-               Panjangnya kurang lebih 55 cm. ( 30 – 100 cm ) dan garis tengahnya 1 – 1,5 cm.
          Pembuluh – pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri hingga pembuluh berkelok – kelok, kadang – kadang sedemikian rupa, hingga menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
-               Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat. Tali pusat mengandung 2 aa. Umbilicales dan satu vena umbilicalis, selebihnya terisi oleh zat seperti agar – agar yang disebut, sele Wharton ( Wharton’s jelly ).
          Karena sele Wharton mengandung banyaknya air, maka setelah bayi lahir, tali pusat mudah menjadi kering dan lekas terlepas dari pusar bayi.
          Tali pusat juga mengandung sisa – sisa dari kandung kuning telur dan allantois yang hanya dapat dilihat dengan microscoop.
-               Insersi tali pusat pada placenta ( ujung tali pusat pada placenta ) mungkin terdapat di tengah placenta ( insertio paracentralis ), di samping ( insertio lateralis ), pada pinggir placenta ( insertio marginalis ).
Kadang – kadang insersinya tidak pada placenta, tapi pada selaput janin ( insertio velamentosa ).


Sumber: Obstetri Fisiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1983
Read More >>

Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas)
2. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA

Di antara massa embrioblas dengan lapisan

sitotrofoblasterbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi RONGGA AMNION
Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam, berbatasan dengan bakal rongga amnion
2. hipoblas : selapis sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga blastokista (bakal rongga kuning telur)
Unit sel-sel blast ini akan berkembang menjadi JANIN
Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana.
Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk KANDUNG KUNING TELUR, LEMPENG KORION dan RONGGA KORION.
Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin)
Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).

PLASENTAPembentukan plasenta

Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis.
Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.

Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional.

Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural.
Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu.
Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space)
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk
jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).

Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk).
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi TALI PUSAT.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

Plasenta "dewasa"

Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)

Plasenta "dewasa" / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

CATATAN : pada kehamilan multipel / kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan ukuran plasenta dan selaput janin.
Fungsi plasentaPRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya (cari / baca sendiri).
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

TALI PUSAT
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi TALI PUSAT.

Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar.

Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.

Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly.

SELAPUT JANIN (AMNION DAN KORION)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :
1. jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara
2. jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.

Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane).
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

CAIRAN AMNION
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION.
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).

Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.

Fungsi cairan amnion :
1. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Keadaan normal cairan amnion :
1. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2. keadaan jernih agak keruh
3. steril
4. bau khas, agak manis dan amis
5. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6. sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Kelainan jumlah cairan amnion
Hidramnion (polihidramnion)
air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius janin.
Oligohidramnion
air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna kuning kehijauan.
Prognosis bagi janin buruk.



Read More >>
KONTRASEPSI SUNTIKAN
A.PENGERTIAN
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman
B.JENIS-JENIS KONTRASEPSI SUNTIKAN
1.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2.Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston
C.CARA KERJA KONTRASEPSI SUNTIKAN
Menghalangi ovulasi (masa subur)
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
Mengubah kecepatan transportasi sel telur
D.KEUNTUNGAN DAN EFEK SAMPING SUNTIKAN
Keuntungan :
Efektifitasnya tinggi
Cara pemberiannya sederhana
Cukup aman
Kesuburan dapat kembali
Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui
Efek samping :
Gangguan haid
Mual, sakit kepala, penambahan berat badan
Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
E.CARA PEMBERIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN
1.Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2.Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
F.KONTRA INDIKASI KONTRASEPSI SUNTIKAN
1.Absolut
Hamil
Riwayat kanker payudara
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
2.Relatif
Riwayat gangguan jiwa
Riwayat penyakit payudara
Riwayat sakit kepala
Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan
Wanita yang ingin hamil lebih cepat
Read More >>
PADA tahun 2020 nanti diperkirakan kematian akibat kebiasaan merokok akan lebih banyak dibandingkan dengan HIV, TBC, kematian persalinan, kecelakaan lalu-lintas, bunuh diri, dan pembunuhan.
Seprti halnya pada Rokok Mengandung Darah Babi prediksi tersebut bukan tanpa alasan. Meskipun hampir setiap orang tahu bahwa merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi jumlah perokok terus saja bertambah. Kebiasaan merokok pun tidak lagi didominasi oleh kaum pria. Hampir di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, semakin banyak kaum wanita yang gandrung merokok.
Beragam alasan melatarbelakangi kebiasaan merokok pada wanita. Tidak sedikit di antaranya yang beranggapan bahwa rokok adalah simbol wanita modern yang seksi, glamour, matang, dan mandiri. Akan tetapi, di lain pihak ada pula orang yang memiliki kesan bahwa wanita yang merokok bukanlah wanita “baik-baik”. Tak perlu diperdebatkan, kedua pendapat subjektif itu tentu saja sama ngawurnya. Merokok bukanlah cara yang benar untuk menunjukkan independensi seorang wanita. Demikian pula sebaliknya, merokok tidak dapat dijadikan ukuran moral seseorang. Jadi jelas bahwa anjuran untuk tidak merokok semata-mata atas pertimbangan dampak negatifnya terhadap kesehatan.
Merokok dan kesehatan reproduksi
Pada prinsipnya, merokok adalah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, baik bagi pria maupun wanita. Hubungan erat antara penyakit jantung, paru-paru, dan kanker dengan kebiasaan merokok tentunya sudah menjadi pengetahuan umum. Sayangnya, dampak negatif rokok terhadap wanita tidak “sesempit” itu. Begitu banyak gangguan kesehatan akibat kebiasaan merokok yang secara “eksklusif” hanya menyerang kaum wanita, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Gangguan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tersebut dapat bermacam-macam bentuknya,  health articles ini mungkin dirasa perlu dikarenakan untuk pencegahan mulai dari gangguan haid, early menopause (lebih cepat berhenti haid) hingga sulit untuk hamil. Pada wanita perokok terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar kandungan dan keguguran. Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, 
kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin.
Sejauh ini terdapat kurang lebih dua puluh penelitian yang memaparkan kaitan merokok dengan infertilitas. Penelitian pada mencit menunjukkan, nikotin dalam rokok menyebabkan gangguan pematangan ovum (sel telur). Hal inilah yang diduga menjadi penyebab sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan gangguan pada proses pelepasan ovum dan memperlambat motilitas tuba, sehingga risiko seorang wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan menjadi sekira 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan wanita bukan perokok.
Nikotin pula yang menjadi biang kerok berkaitan dengan healthy lifestyle timbulnya gangguan haid pada wanita perokok. Zat yang menyebabkan seseorang ketagihan merokok ini, ternyata memengaruhi metabolisme estrogen. Sebagai hormon yang salah satu tugasnya mengatur proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Bahkan dilaporkan bahwa wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat saat haid tiba.
Merokok berhubungan dengan risiko tinggi untuk mengalami kelainan dalam kehamilan, antara lain ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) dan gangguan pada plasenta (ari-ari). Kebiasaan merokok pun dikaitkan dengan kelahiran prematur dan berat badan bayi yang dilahirkan akan cenderung rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki risiko tinggi untuk mengalami kesakitan bahkan kematian.
Kulit keriput dan tulang rapuh
Di luar masalah kesehatan reproduksi, seorang wanita perokok juga dihadapkan pada masalah kecantikan dan kesehatan tulang. Profesor Antony Young dari Guys, Kings and St.Thomas School of Medicine, London Inggris, menyatakan bahwa seseorang merokok atau tidak dapat diketahui hanya dengan melihat wajahnya. Seorang perokok memiliki lebih banyak kerutan dan warna kulitnya terlihat lebih keabuan. Ini yang menyebabkan mereka tampak lebih tua dibandingkan wanita seusianya.
Merokok mengaktifkan enzim yang menghancurkan kolagen, sebuah zat yang diperlukan untuk mempertahankan elastisitas kulit. Akibatnya, pada wajah seorang perokok akan timbul lebih banyak kerutan dibandingkan bukan perokok, terutama di sekitar mulut dan mata. Selain itu, saat seorang perokok menghisap rokoknya, karbon monoksida yang terdapat dalam asap rokok akan terserap di dalam darah. Zat toksik yang biasa terdapat pada asap knalpot kendaraan bermotor itu, ternyata 200 kali lebih mudah terikat pada hemoglobin (transporter oksigen) dibandingkan oksigen. Hal ini menyebabkan organ-organ yang seharusnya mendapatkan oksigen dan nutrisi makanan menjadi terganggu metabolismenya, termasuk kulit, organ terluas yang perlu diberi nutrisi.

Masalah lainnya yang harus dihadapi seorang wanita perokok adalah kerapuhan pada tulang. Wanita perokok memiliki massa tulang yang lebih rendah karena efek inhibisi estrogen yang disebabkan oleh nikotin. Padahal, estrogen juga berperan penting untuk membantu metabolisme tulang.
Seperti diketahui, secara alamiah saat seorang wanita mengalami menopause kadar estrogen dalam tubuhnya akan berkurang drastis. Di sisi lain, wanita perokok akan memiliki kadar estrogen yang lebih rendah dan berisiko mengalami menopause lima tahun lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Kombinasi kedua hal tersebut mengakibatkan wanita perokok berisiko tinggi untuk mengalami osteoporosis (keropos tulang).
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, seluruh fakta tentang dampak negatif rokok terhadap kesehatan wanita sangat penting untuk diketahui. Namun perlu pula diingat, sedalam apa pun pengetahuan tersebut kita miliki, tentu tak akan banyak artinya jika tidak disertai dengan upaya konkret untuk berhenti merokok. Yakinlah bahwa dengan tidak merokok dan mencoba dengan healthy liferstyle kita telah menanamkan investasi besar bagi kesehatan pribadi maupun orang-orang terdekat yang kita sayangi.
Gimana kaum hawa masih tertarik dengan bisikan rokok?

Read More >>

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?
HPV
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Penyebab dan Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya

Deteksi Kanker Serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
·  IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
·  Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
·  Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
·  Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Mengobati Kanker Serviks
Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks.

Mencegah Kanker Serviks
·                Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
·                Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
·                Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
·                Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
·                Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
·                Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
·                Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
·                Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
·                Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
·                Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Hidup Sehat Tanpa Kanker Serviks
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Read More >>
Seorang ibu hamil harus merawat kehamilannya sejak dini dengan memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan atau tenaga medis yang berkompeten, menjaga kebersihan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Karena gizi ibu hamil, kebersihan dan pemeriksaan teratur (Ante natal care) mempunyai peranan penting tidak saja agar proses kelahiran mudah, tetapi yang lebih penting lagi adalah bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.
Kondisi kehamilan dapat terpengaruh beberapa keadaaan, antara lain adalah penyakit infeksi. Beberapa penyakit infeksi yang didapat, terutama pada kehamilan dini bisa menyebabkan terjadinya keguguran dan dampak yang serius pada janin, sehingga dapat menimbulkan kelainan-kelainan dan cacat pada bayi yang dilahirkan.
Infeksi TORCH (Toxoplasma, Other, (Strepto Gr-B, Listerosis, Measles, Varicella dan lain-lain) Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex virus), pada kehamilan menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi, berkisar antara 5,5-8,4 %. Kelompok inveksi ini yang terdiri beberapa jenis virus dan toxoplasma gondii memberikan sindroma manifestasi klinik pada anak hampir mirip satu dengan yang lainnya, sehingga sulit kiranya dipisahkan antara penyebab penyebab penyakit beberapa jenis virus tersebut dengan infeksi Toxoplasma gondii itu sendiri. Maka kelompok infeksi ini dijadikan satu dalam akronim sebagai “infeksi TORCH”.
Selain dapat menyebabkan komplikasi yang bermacam-macam pada janin, infeksi TORCH merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas pada wanita. Telaah ari kajian klinis menyatakan bahwa prevalensi infeksi toxoplasma pada infertilitas mempunyai rentang berkisar antara 7-18%, dan secara umum infeksi ini bertambah dengan makin bertambahnya unur penderita.
Secara ringkas tentang penyakit-penyakit infeksi (yang perlu diwaspadai) pada ibu hamil adalah:
1. Toxoplasma
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasa hidup di dalam usus hewan peliharaan rumah seperti kucing, berkembang dalam sel epitel usus kucing berubah menjadi kista (ookista) yang keluar bersama tinja kucing tersebut. Sehingga sumber penularannya adalah kotoran hewan tersebut. Hewan lain yang dapat menjadi pembawa Toxoplasma adalah tikus, burung merpati, ayam, anjing dan mamalia lain yang mencari makan di tanah.

Cara penularan penyakit ini dapat melalui berbagai cara yaitu:
·         Mengkonsumsi daging mentah/kurang matang yang mengandung ookista
·         Menkonsumsi sayuran/buah mentah yang mengandung ookista tidak dicuci bersih.
·         Kontaminasi lewat darah (transfusi/suntikan) atau saliva (ludah) yang mengandung ookista.
·         Transplantasi organ yang terinfeksi toxoplasma.
·         Janin terinfeksi dari ibu (parasit dapat menembus sawar plasenta)
Pada umumnya, infeksi toxoplasma terjadi tanpa disertai dengan gejala yang spesifik, sehingga penderita sering tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena infeksi. Kira-kira hanya 10 - 20% kasus infeksi toxoplasma yang disertai gejala ringan mirip influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam ringan, sakit kepala, nyeri otot, dan umumnya tidak menimbulkan masalah yang berat. Kecurigaan terhadap toxoplasmosis baru timbul bila gejala klinis disertai pembesaran kelehjar limfe, khususnya di sudut rahang, di daerah depan dan belakang telinga, dan tidak nyeri tekan.
Infeksi toxoplasma lebih berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu misalnya penderita AIDS, pasien transplantasi organ yang mendapat obat penekan respon imun (seperti kortikosteroid), mendapat radioterapi dan lainnya.
Beberapa penelitian menyebutkan ibu hamil yang terkena infeksi toxoplasma pada trimester pertama, 15% dari janin yang dikandungnya akan turut terinfeksi, dibandingkan dengan 30% jika terinfeksi pada trimester kedua dan 45-60% pada trimester ketiga. Infeksi yang terjadi pada kehamilan yang lebih muda akan menimbulkan gejala yang lebih berat bahkan dapat fatal.
Jika wanita hamil terinfeksi toxoplasma, maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus atau keguguran (sekitar 4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita toxoplasmosis bawaan. Pada toxoplasmosis bawaan, gejala dapat langsung terlihat adanya masalah klinis dan atau kecacatan seperti splenomegali (pembesaran limpa), hepatomegali (pembesaran hati), ikterik (bayi kuning), demam, pneumonia (radang paru), konvulsi (kejang), hidrocepalus (pembesaran ukuran kepala), mikrocephalus (ukuran kepala kecil) dan sebagainya. Sedangkan toxoplasmosis bawaan yang asimptomatik (gejala tidak langsung nampak), gejala baru muncul/tampak beberapa hari, minggu, atau bulan, bahkan beberapa tahun kemudian seperti kelainan mata dan telinga, kelainan otak, ensefalitis (radang otak), keterbelakangan mental, kelainan jantung dan sebagainya.
Dengan gejala-gejala yang tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik), diagnosis toxoplasmosis sukar ditentukan secara klinis. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan diagnosisnya. Kadang perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan (diulang) untuk mendapatkan hasil positif.
Cara untuk menghindarkan diri dari Toxoplasmosis, antara lain:
·         Pencegahan terjadinya Toxoplasmosis kongenital adalah dengan menjaga tidak terjadi infeksi akut selama selama kehamilan, atau jika infeksi akut segera diobati.
·         Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum makan, atau setelah kontak dengan kucing dan atau kotoran kucing.
·         Konsumsi makanan yang dimasak sampai matang benar (kista dalam jaringan mati pada pemanasan > 66° C)
·         Jangan makan daging dan atau telur mentah atau setengah matang
·         Cuci bersih semua buah dan sayuran sebelum dimakan mentah.
·         Gunakan sarung tangan (karet) saat berkebun, membersihkan kandang hewan, dan terutama selama berhubungan dengan kotoran kucing. Setelah selesai cuci tangan, sarung tangan dan semua peralatan yang dipakai dengan sabun sampai bersih. Jangan meletakkan peralatan tersebut sembarangan (harus jauh dengan makanan atau peralatan makan).
·         Binatang yang dapat memindahkan toxoplasma seperti tikus, kecoa, lalat dan binatang merayap lainnya harus dibasmi.
·         Karena kucing bisa menghasilkan oosit, pembuangan fesesnya harus diperhatikan benar.

2. Rubella
Infeksi rubella disebabkan oleh virus rubella, bisa menyerang anak-anak dan dewasa muda. Biasanya infeksi karena virus ini ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Apabila terjadi pada wanita hamil muda infeksi rubella sangat berbahaya karena menyebabkan kelainan pada bayi. Menurut American College of Obstetrician and Gynekologyst (1981), jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka resiko kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi terjadi di trimester pertama maka resikonya menjadi 25%.
Cara penularan (transmisi) infeksi ini adalah melalui
·         Saluran pernafasan
·         Janin terinfeksi dari ibu
Penentuan diagnosisnya juga dengan pemeriksaan laboratorium. Apabila memungkinkan, bisa dilakukan vaksinasi agar memiliki kekebalan terhadap infeksi virus tersebut.

3. Cytomegalovirus
Infeksi CMV disebabkan oleh virus cytomegalo. Virus ini termasuk golongan keluarga herpes, dan dapat tinggal secara laten di dalam tubuh.
Jika ibu hamil terinfeksi CMV maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular sehingga terjadi gangguan yang bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Umumnya bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah, ada gangguan gejala kuning, pembesaran hati dan limpa, ketulian, pengkapurn otak, mikrosefali (kepala kecil), retardasi mental dan sebagainya.
Infeksi akut virus ini mempunyai resiko yang lebih tinggi daripada infeksi berulang.
Cara penularan (transmisi) penyakit ini adalah melalui:
·         Kontak langsung/tidak langsung
·         Hubungan seksual
·         Transfusi darah
·         Transplantasi organ
·         Janin terinfeksi dari ibu
·         Bayi infeksi saat menyusui
Adanya infeksi tersebut bisa diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.

4. Herpes
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkanoleh virus herpes simplex tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam di ganglion sistem syaraf otonom.
Infeksi virus ini dapat menyebabkan terjadinya kanker leher rahim (serviks uteri) dan bila terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan kelainan serius pada janin.
Kelainan pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II, dapat berupa lepuh pada kulit (tidak selalu muncul), stomatis rekuren, mikrosefali (kepala kecil), radang otak, radang mata, radang hati dan sebagainya.
Penularan (transmisi) penyakit ini melalui
·         Kontak langsung/tidak langsung
·         Hubungan seksual
·         Janin terinfeksi dari ibu
·         Bayi terinfeksi saat lahir (kontak dengan leher rahim yang terinfeksi)
Kemungkinan terjadinya infeksi virus ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium


5. Infeksi Lain : PHS, Hepatitis B, HIV AIDS dan lainnya
PHS atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti Gonorrhoea (GO), Shyphilis, dan Chlamydia dan atau Hepatitis B, HIV AIDS bila menginfeksi ibu hamil dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada janin berupa kecacatan. Penyakit yang akan muncul kemudian misalnya sirosis hati dan kanker hati (bila terinfeksi Hepatits B), tertular penyakit HIV AIDS maupun terjadinya keguguran.
Cara penularan (transmisi) bisa melalui:
·         Hubungan seksual
·         Kontak langsung/tidak langsung
·         Janin terinfeksi dari ibu
·         Bayi terinfeksi saat hamil
Beberapa tips untuk menghindari Infeksi TORCH dan Infeksi lainnya.
1. Pola hidup yang bersih dan sehat, baik makanan, pakaian, kebersihan diri, tempat tinggal, dan sebagainya.
2. Periksa dan konsultasi pada dokter bila termasuk resiko tinggi terinfeksi penyakit torch dan infeksi lainnya.
3. Bila hamil, harus rutin periksa ke dokter (ahlinya) terutama bagi yang beresiko tinggi agar dapat dideteksi dini sehingga bila positif terinfeksi dapat segera ditangani.
4. Hanya melakukan hubungan seksual yang sehat dengan istri.
5. membiasakan hidup sehat dan seimbang dengan makanan bergizi, rutin olahraga, istirahat cukup serta kehidupan spiritual yang taat.
6. Bagi yang suka berkebun dan atau memelihara hewan yang bisa menularkan penyakit ini harus selalu menjaga dan mencegah (mengantisipasi) resiko terjadi atau tertularnya penyakit.


Read More >>