Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang tak bisa digantikan dengan apapun. Jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menyusui anak secara langsung, Anda bisa memberikan ASI perah (ASIP) kepada si kecil.
"Ketika memberi ASIP, sebaiknya Anda tidak menggunakan dot. Penggunaan dot saat memberikan ASIP akan menyebabkan bayi mengalami gejala bingung puting," ungkap Inna Banani dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dalam kelas New Parents Academy di Jakarta, beberapa waktu lalu
Daripada menggunakan dot, lebih baik Anda mencari alternatif lain untuk memberikan ASIP kepada si kecil. Misalnya, dengan cangkir atau gelas kecil, pipet, sendok, softcup feeder, botol dengan sendok di ujungnya, atau sippy cup (gelas dengan sedotan ditutupnya).
"Adanya usaha bayi untuk mendapatkan ASIP dengan metode sendok dan gelas ini akan membuat bayi sedikit berjuang untuk mendapatkan ASIP. Pergerakan dan perjuangan bayi mendapatkan susu ini akan memengaruhi otot wajah dan merangsang kemampuan bicaranya," tutup Inna.
Agar lebih mudah memberikan ASIP kepada si kecil, ikuti saran berikut ini:
1. Pangku bayi dalam posisi setengah duduk, kemudian tempelkan pinggir cangkir atau sendok kecil berisi ASIP pada bibir bawah bayi.
2. Sebaiknya Anda hanya menempelkan sendok kecil atau cangkir pada bibir. Cara ini akan membuat bayi berusaha untuk mendapatkan ASIP sama seperti saat ia menyusu langsung pada Anda. Biarkan bayi minum sendiri dengan bantuan dan dorongan lidahnya.
3. Hindari menuangkan ASIP ke dalam mulut bayi karena kemungkinan bayi tersedak akan jadi lebih tinggi. Selain itu menuangkan ASIP ke dalam mulut bayi tidak akan membantu pembentukan struktur giginya dengan baik.
Read More >>
Cara paling ampuh untuk menenangkan dan menidurkan si kecil adalah dengan memberikan botol berisi susu kepadanya. Karena, biasanya ia bisa ngedot sampai jatuh tertidur.
Meski paling mudah dilakukan, tapi sebaiknya Anda berhati-hati. Karena menurut penelitian dari Brigham Young University, Amerika Serikat, 30 persen bayi yang tidur sambil ngedot berpotensi mengalami obesitas ketika mereka berusia dua tahun, dibandingkan anak yang menyusu ASI.

Penelitian ini dilakukan terhadap 8.000 ibu yang memiliki bayi berusia sembilan bulan. Responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ibu yang memberikan ASI dan yang memberikan susu formula (dengan dot). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab obesitas pada bayi selain genetik. Melalui penelitian ini, para ahli menemukan bahwa teknik menyusui dan susu yang diberikan juga sangat berpengaruh.
Hasilnya, bayi yang diberi susu formula setiap hari akan mengalami obesitas pada usia 24 bulan. Sedangkan 30 persen bayi yang tidur dengan botol dot berisi susu formula akan mengalami obesitas pada usia dua tahun. Ben Gibbs, profesor psikologi dari universitas tersebut, mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan karena bayi yang terbiasa menggunakan dot saat tidur akan kesulitan untuk mengatur makanan mereka.

Alasan lainnya, ketika mereka sudah bisa makan sendiri, mereka akan mengalami kesulitan mengontrol porsi makan mereka sendiri. Ketika menggunakan dot, ibu akan menakar porsi makan anak berdasarkan ukuran pada botolnya. Hal ini seringkali membuat si kecil jadi makan berlebihan. Jika si kecil tidak menghabiskan susu dalam dot, ibu sering memaksa untuk menghabiskannya sekalipun si anak sudah kenyang. Hal ini berbeda jika anak menyusu ASI, karena anak bisa menakar sendiri kebutuhannya.

Penelitian ini juga akan mengungkapkan bahwa bayi yang diberi makanan padat sebelum usia empat bulan, 40 persennya akan mengalami gangguan kelebihan berat badan. Gibbs menambahkan bahwa bayi yang minum susu formula dari dot saat malam hari tidak terlalu berisiko tinggi obesitas.
Kriteria bayi yang dikatakan obesitas ini tak cuma terlihat dari pipinya yang gemuk. Cara yang paling tepat untuk menentukan apakah bayi memiliki berat badan yang normal adalah dengan membandingkan ukuran berat dan panjang tubuhnya. Jika pertumbuhannya paralel dan seimbang antara keduanya maka pertumbuhannya dikatakan normal.
Read More >>
Seperti halnya pada orang dewasa, kegemukan pada anak-anak juga bisa memicu timbulnya berbagai penyakit. Anak-anak yang kegemukan beresiko tinggi menderita penyakit diabetes atau pun penyakit jantung. Mereka juga rentan mengalami gangguan hormonal. Sayangnya belum banyak orangtua yang menyadari buah hati mereka mengalami kegemukan.

Spesialis anak bidang endokrin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Frida Soesanti, SpA mengatakan orangtua lebih banyak mengeluhkan gejala-gejala lain yang sebenarnya diakari oleh kegemukan. Gejala-gejala yang banyak dilaporkan antara lain kelamin kecil atau payudara tumbuh terlalu cepat.

"Mungkin dari sekitar 50 pasien yang datang, hanya dua yang mengeluhkan soal obesitas. Sisanya lebih mengeluhkan ke gejala-gejala lain," paparnya dalam konferensi pers peluncuran buku "Solusi Tanpa Stres untuk Anak Gemuk" di Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Padahal sebenarnya gangguan-gangguan tadi berasal dari kegemukan. Selama kegemukannya tidak diatasi, maka gangguan tadi sulit untuk diatasi sendiri.

"Kegemukan memiliki banyak sekali komplikasi, dari mulai kepala hingga kaki, ada semua," tutur dokter yang aktif sebagai pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia ini.

Pakar fisiologi dan konsultan kontrol berat badan dr. Grace Judio-Kahl mengatakan, di Indonesia anak gemuk masih kerap dipandang sebagai anak lucu yang cukup gizi dan menjadi lambang kesuksesan orangtua yang layak dibanggakan. Padahal gemuk tidak selalu berarti sehat.

"Saya gemas melihat orangtua yang selalu memberikan anak makan meski sebenarnya anak sudah cukup makan. Maka kita harus mengubah mindset tentang makan," paparnya.

Grace mengatakan, orang Indonesia masih banyak yang takut anaknya kelaparan dan kurang gizi. Hal inilah yang mengakibatkan mereka cenderung memaksakan anaknya untuk makan terus, padahal anak tidak lapar.

Setiap tahun, prevalensi kegemukan pada anak terus meningkat. Hingga tahun 2012 jumlah anak yang mengalami obesitas di Indonesia adalah sekitar 12 persen. Angka ini jauh lebih besar di kota-kota besar.

"Lihat saja di mal-mal yang ada di kota besar. Dari 10 anak pasti setidaknya ada lima yang gemuk. Ini membuat kita harus segera sadar untuk menerapkan solusinya," tandas ahli penurunan berat badan Klinik LightHouse ini.
Read More >>
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sehat tidak hanya dilihat dari aspek fisik saja, tetapi meliputi kesejahteraan keseluruhan fisik, mental-emosional, sosial, dan bahkan spiritual.

Ketika Anda terbebas dari penyakit fisik misalnya, apakah itu hipertensi, diabetes, jantung, stroke kanker, dan sebagainya, bukan berarti Anda betul-betul sudah sehat. Bisa saja di balik fisik yang sehat, Anda ternyata seorang penipu, pembohong, maling, korup, temperamental, tidak toleran, tidak dapat menjalin hubungan-hubungan yang baik, harmonis dengan anak, istri, suami, orang tua, saudara, tetangga, atau dengan siapapun juga.

Bila Anda rajin beribadah, punya hubungan yang baik secara vertikal dengan Tuhan, tetapi hubungan horizontal dengan manusia dan alam sekitarnya tak mencerminkan hal itu - Anda tak peduli dengan anak yatim contohnya - maka Anda sebenarnya belum bisa dikatakan sehat.

Walau secara fisik kelihatan gagah, tampan, cantik, enerjik, cerdas, tetapi semua itu Anda manfaatkan hanya untuk kepentingan Anda. Apalagi untuk memperdayai orang lain, ini pun Anda tidak dapat dikatakan sehat. Anda tidak sulit menemui orang-orang seperti itu.

Kemudian, sehat tidaknya seseorang di samping tanggungjawab pribadi, siapa tetangga Anda juga akan menentukan. Anda akan sulit secara fisik menjadi sehat dalam lingkungan yang kotor, polutif. Ketika di lingkungan Anda, mereka yang tinggal di sana buang hajat di sembarang tempat, atau membuang sampah seenaknya, Anda yang tinggal di lingkungan seperti itu jelas mempunyai kemungkinan besar mengalami diare, demam berdarah dan sebagainya. Penyakit tuberkulosis, malaria, kebiasaan merokok, alkoholisme, bahkan narkoba, peranan lingkungan itu sangat menentukan. Bila di lingkungan Anda, orang-orang di sekitarnya adalah pemadat, perokok, Anda juga akan cenderung demikian.

Jadi, tetangga itu seperti halnya teman, bisa sangat menular. Bila Anda tinggal di lingkungan dengan tetangga yang sehat, Insya Allah Anda juga demikian. Sebaliknya, begitu juga kalau tetangga Anda adalah orang-orang sakit. Dan, ingat bahwa tetangga itu tidak hanya orang-orang di sekitar rumah Anda, bisa juga di tempat kerja Anda.

Bila di tempat kerja Anda banyak yang korup, Anda mau bersih sendiri akan sangat sulit. Coba tanyakan kepada mereka yang pernah korup, sedang korup, sebut saja misalnya GT, pegawai pajak itu, AF, DS, LS atau siapa saja boleh. Anda pilih sendiri karena sangat banyaknya, bahkan bisa tetangga Anda juga, apakah mereka melakukannya sendiri, tidak melibatkan orang-orang di sekitarnya yang menjadi tetangga di kantornya? Jawabannya, pasti tidak.

Namun, sayangnya sekarang ini, tak banyak diantara kita yang menyadari, apakah dirinya menjadi sumber penularan virus yang membuat orang lain di sekitarnya menjadi sakit atau sebaliknya. Ibaratnya Anda harus masuk ke dalam kakus yang bau busuk. Karena barangkali tidak punya pilihan lain, pertama-tama masuk Anda akan memencet ke dua lubang hiding Anda, tetapi karena Anda harus bernafas, pencetan di hidung itu Anda longgarkan, sedikit demi sedikit, dan bau busuk itu juga mulai Anda rasakan berkurang.

Kalau Anda kebetulan sakit perut atau pintu kakus itu tidak bisa dibuka, Anda kemudian harus berlama-lama di dalamnya, apakah hidung itu tetap Anda pencet? Saya kira tidak, Anda sudah terbiasa dengan kakus yang bau busuk itu. Bahkan, setelah Anda ke luar, bau busuk yang lengket di baju, badan Anda itu tanpa Anda sadari akan menular kepada orang lain. Ini lah yang banyak terjadi pada diri kita sekarang.

Contoh sederhana lain bahwa tetangga itu menular, adalah apa yang saya lakukan sendiri. Kebetulan ini adalah penularan yang sehat, yang membuat tetangga Saya juga menjadi lebih sehat, walau itu baru dalam batasan sehat secara fisik.

Ceritanya begini, sudah lebih dari tiga tahun saya gowes ke tempat kerja. Hari-hari pertama menggunakan sepeda, tetangga di sekitar rumah dan di tempat kerja seolah-olah tak percaya, bahkan ada yang melihatnya agak sinis. "Hmm Pak Dokter hanya cari perhatian, sensasi, pelit, dan sebagainya".

Namun, setelah beberapa bulan saya konsisten menggunakan sepeda, komentarnya kemudian berubah, "dokter saja naik sepeda, kenapa kita harus mengendarai motor kredit, lebih baik kita naik sepeda juga", demikian kira-kira komentarnya yang saya dengar. Dan, Alhamdulillah, sekarang banyak diantara mereka melakukan yang sama, bahkan melebihi saya. Bila hujan gerimis, apalagi hujan lebat, saya naik becak atau mobil sendiri, mereka tetap mengayuh sepedanya.

Banyak contoh lain yang sederhana, yang dapat kita lakukan untuk mendorong orang lain, tetangga di sekitar kita melakukan hal yang sama, demi kebaikan bersama. Misalnya, membuang sampah di tempat yang sudah disediakan, aktif ke posyandu, tidak merokok di tempat-tempat umum, menjenguk tetangga yang sakit, mengantar jenazah tetangga yang meninggal ke kuburan, aktif dalam organisasi lingkungan, kunjung mengunjungi, saling menelpon, membawakan buah tangan untuk tetangga pulang dari kampung, dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan di atas, juga akan membuat Anda sendiri lebih sehat.

Karena itu, jadilah tetangga yang sehat. Sehat, tidaknya Anda akan menular kepada orang-orang di sekitar Anda, baik secara fisik, mental, sosial, ataupun spiritual. Tetaplah melakukan hal-hal yang positif, yang baik, bermanfaat, tidak hanya untuk Anda dan keluarga, tetapi juga orang-orang di sekitar Anda. Insya Allah, kebaikan itu, di samping akan menjadi contoh dan kebaikan bagi orang lain, pasti akan kembali kepada diri Anda sendiri.
Read More >>
Untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, faktor gizi menjadi salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan. Masa kanak-kanak-- terutama usia balita yang sering disebut golden age period-- merupakan periode yang “rawan” karena pertumbuhan dan perkembangan di usia ini menentukan kondisinya di kemudian hari.
Terkait hal tersebut, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan sel-sel otak sebagai dasar kecerdasan setiap individu. Sejak janin dalam kandungan dan usia bayi hingga usia sekitar dua tahun, pertumbuhan sel otak begitu cepat. Selanjutnya, memasuki usia 3-4 tahun, pertumbuhan sel-sel otak tak secepat sebelumnya.
Oleh sebab itulah, seperti ditulis www.cdc.gov, sejak dini orangtua dianjurkan dapat memberikan makanan yang baik dan sehat yang notabene mengandung zat-zat gizi penting untuk si kecil. Orangtua perlu mengatur pola makan buah hati dengan asupan gizi seimbang dan bervariasi.  Dalam menu sehari misalnya terdapat sayuran, buah-buahan, biji-bijian, produk susu dan sebagainya.
Tumbuh Kembang Optimal
Lalu, kenapa asupan makanan bergizi begitu penting? Berikut adalah sejumlah manfaat yang bisa dipetik :
- Mengonsumsi makanan yang bergizi di masa kanak-kanak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga untuk perkembangan otak agar optimal.
- Makanan bergizi menentukan keberlangsungan sistem tubuh berfungsi normal serta berguna untuk pemeliharaan kesehatan tubuh.
- Mencegah terjadinya masalah kesehatan seperti karies gigi, kekurangan zat besi, obesitas, bahkan osteoporosis di kemudian hari.
- Mengurangi risiko mengalami berbagai penyakit, termasuk penyakit yang bisa berakibat fatal atau kronis , misalnya penyakit jantung, kanker, stroke, dan diabetes.
Sebaliknya, bila pola makan yang diterapkan pada buah hati tidak baik atau buruk justru akan berdampak pada :

-Risiko kekurangan zat gizi sehingga menimbulkan ketidakseimbangan energi.
Misalnya, mengalami kekurangan sumber zat tenaga yaitu karbohidrat dan lemak yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan anak. Bila anak kekurangan protein, dalam jangka pendek berpengaruh terhadap perkembangan seperti penurunan kesadaran, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan lainnya. Sementara, kekurangan protein dalam jangka panjang berisiko terjadi penurunan kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian, bahkan gangguan penurunan rasa percaya diri. Selanjutnya, kekurangan zat pengatur (vitamin dan mineral) pada anak akan mengakibatkan berbagai penyakit akibat defisiensi vitamin misalnya sariawan atau beri–beri.
-Kecenderungan pola makan anak kurang baik, misalnya lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji atau minuman bersoda yang justru berisiko mengalami berat badan berlebih bahkan obesitas.

Karena itulah, penting artinya kita memperhatikan gizi yang baik serta seimbang demi tumbuh-kembang yang optimal serta pemeliharaan kesehatan diri serta tubuh. Bila diawali sejak dini, penerapan pola makan yang baik akan terus terbawa hingga dewasa. Terutama, pemenuhi gizi seimbang di masa periode emas anak agar tak terlewatkan. Semua ini, demi hari esok anak kita yang lebih baik.
Read More >>
Makanan berlemak sering diartikan sebagai penyumbang utama kolesterol, terutama kolesterol "jahat" atau low density lipoprotein(LDL) di dalam darah. Namun sebenarnya makanan hanya menyumbang sekitar 20 persen dari total kadar kolesterol dalam darah.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Sahid Sahirman dr. Aulia Sani mengungkapkan, penyumbang terbesar kolesterol di dalam darah sejatinya adalah organ hati, yaitu sebanyak 80 persen.
Dengan kata lain, sebagian besar kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh. Hanya saja, imbuh Aulia, kemampuan untuk menentukan banyak atau sedikitnya produksi kolesterol tergantung dari masing-masing individu.
"Biasanya tergantung faktor keturunan dan gaya hidup," papar mantan Direktur Utama Pusat Jantung Harapan Kita dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Faktor keturunan untuk produksi kolesterol tinggi dalam tubuh terjadi pada artis dan presenter Erwin Parengkuan yang ikut hadir dalam konferensi pers tersebut. Ia mengaku sangat pemilih dalam soal makanan. Ia selalu menghindari makanan tinggi lemak, berpengawet, ataupun berwarna kimia.
Namun ia terkejut kadar kolesterol total dalam darahnya ternyata cukup tinggi, yaitu 206 mg/dL. Diketahui kadar kolesterol total seharusnya kurang dari 200 mg/dL.
"Saya periksakan ke dokter, dan dikatakan kolesterol saya tinggi akibat faktor keturunan. Poinnya, makan sehat yang selama ini saya jalankan ternyata belum cukup untuk menjaga kadar kolesterol saya tetap normal," tuturnya.
Ia pun disarankan untuk menjalankan olahraga teratur, minimal tiga kali seminggu dengan waktu minimal 30 menit. Olahraga yang disarankan berupa berjalan kaki yang memiliki gerakan yang stabil. Selain itu, Erwin juga disarankan mengonsumsi obat penurun kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks atau lipid yang bentuknya serupa serpihan lilin yang berwarna putih kekuningan. Kolesterol sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk membantu membran sel, membentuk asam empedu yang mencerna makanan di usus, membentuk vitamin D dan hormon-hormon seperti estrogen pada wanita dan testosteron pada pria.
Kendati demikian, kolesterol juga ada yang bersifat "jahat", yaitu LDL. Kolesterol ini membawa lemak dari hati ke jaringan sehingga dapat memicu penumpukan lemak di jaringan. LDL yang tinggi di dalam darah diketahui merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskular.
"Maka gaya hidup seperti tidak merokok dan olahraga teratur sangat berpengaruh terhadap kadar kolesterol total dalam tubuh," pungkas Aulia.
Read More >>
Tuhan YME benar-benar menciptakan dunia ini dalam keseimbangan, baik itu yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat imajiner. Pengetahuan mausia saat ini mengetahui bahwa material itu dibentuk oleh atom-atom dan atom-atom itu dibentuk oleh muatan positif dan negatif yaitu proton dan neutron. Begitupun dengan makhluk hidup, diciptakan dalam keseimbangan, yaitu diciptakannya perempuan dan lelaki, atau pada hewan, jantan dan betina. Itu adalah keseimbangan. Didalam keseimbangan itu disusun lagi oleh keseimbangan yang lain, yaitu sifat makhluk itu sendiri. Sifat-sifat itu secara garis besar bisa dikelompokkan dalam dua, yaitu baik dan buruk.
 
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu keseimbangan yang sering kita lihat sehari-hari, dan dibelahan dunia manapun selalu ada, Yaitu kebahagian dan penderitaan. Banyak sekali saya temui tulisan tentang kebahagian antara lain yang membahas tentang apa itu kebahagiaan, apakah ukuran kebahagiaan, kebahagianan yang tidak terukur dengan harta ataupun uang, dan banyak topik lainnya. Namun  tidak banyak ditemui tentang penderitaan. Penderitaan adalah pasangan keseimbangan dan kebahagiaan, seharusnya mendapatkan porsi yang sama. Waw, anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya menyatakan demikian. Saya tidak bermaksud untuk 'meningkatkan' angka penderitaan di atas dunia ini. Namun saya melihat bahwa itulah yang telah digariskan oleh Yang Kuasa. Sama halnya dengan kebahagiaan, penderitaan tidak bisa juga diukur dengan harta kekayaan ataupu kekuasaan. Orang yang rumahnya 'gedongan'bisa menderita ketika orang itu mengalami sakit. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami penderitaan, dan saya yakin bahwa jumlah penderitaan itu sendiri sama banyak dengan kebahagian, karena Tuhan YME telah menciptakannya dalam keseimbangan.

Lebih luas lagi, kebahagian dan penderitaan itu juga seimbang dalam sebuah grup atau kelompok tertentu. Misalnya disebuah kota, terdiri dari berbagai strata ekonomi, namun distribusi kebahagiaan dan penderitaan di kota itu sangat beragam, bukan berarti semua orang miskin disitu menderita, dan tidak pula yang berkucukupan ataupun berlebihan mendapatkan kebahagiaan. Keseimbangan itulah yang membuat sebagiannya menderita dan sebagian yang lain berbahagian. Dan itu harus terjadi, ketika penderitaan itu menghampiri seseorang maka ia harus berjuang untuk lepas dari penderitaan itu dan begitu pula ketika seseeorang itu mengalami kebahagiaan janganlah merendahkan orang yang menderita, jika demikian bisa jadi kebahagiaan itu akan dicabut darinya saat itu juga.

Itulah sebabnya manusia itu harus saling tolong menolong satu dengan lainnya. seorang anak kecil sedang berjalan selepas pulang sekolah. Ditengah jalan ia merasa lapar, lalu ia mengeluarkan sepotong roti yang telah dibekalkan ibunya tadi pagi. Ia bahagia karena tadi pagi sebenarnya dia lupa mengambil roti itu diatas meja makan, tapi ibunya  telah memasukkan roti itu sebelum ia mengambil tas dan pamitan kesekolah. Lalu ia pergi ke kursi tunggu bus kota di pinggir jalan itu, duduk dan ketika akan memakan roti tadi ia melihat seorang anak pemulung seusianya yang matanya telah berair habis menangis, duduk diujung kursi lainnya. Dengan cepat anak kecil tadi mengerti bahwa anak pemulung itu kelaparan, karena ia menatap roti yang dipegangnya dengan wajah memelas. Anak kecil itu pun segera mendekatinya sambil mengerat-dua rotinya, dan memberikan potongan roti itu ke anak pemulung tadi. Anak pemulung itu dengan bahagia berterimakasih kepadanya dan dengan cepat menghabiskan potongan roti tadi. Anak kecil ini telah menyatukan keseimbangan anatara kebahagiaan dan penderitaan. Ia rela membagi kebahagiaannya untuk menutupi penderitaan orang lain.

Kisah diatas adalah contoh yang baik, karena pengertian keseimbangan itu sendiri adalah titik tengah, yaitu kebahagiaan dan penderitaan itu harus bertemu untuk mencapai titik keseimbangan. Atau bisa juga dikatakan jika kita sedang berbahagia maka bagilah sebagiaan kebahagiaanmu itu untuk menghapus sebagian penderitaan orang lain. Dalam kenyataannya yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari terkadang sangat kontradiktif, banyak orang yang berbahagia dan menikmati kebahagiaannya sementara sebagian yang lain mengalami penderitaan. Orang-orang ini tidak menyadari bahwa kebahagiaannya itu telah ditopang olah penderitaan orang lain. Dalam tatanan kehidupan kota metropolitan lebih parah lagi. Setiap orang berusaha meraih kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan menutup mata pada penderitaan-penderitaan yang menghiasi sudut-sudut kota itu.

Jadi jika kamu berbahagia, berikanlah sebagian kebahagiaan itu untuk menghapus sebagian penderitaan orang lain. Dan jika kamu menderita, percayalah akan ada yang berbagi kebahagiaan untuk menutup sebagian penderitaanmu. Jika keseimbangan itu terjaga maka kehidupan umat manusia akan berjalan dengan harmonis.
Read More >>