Jakarta, Radang tenggorokan atau pharyngitis, adalah suatu penyakit radang yang menyerang batang tenggorok. Penyakit yang kerap disebut radang tenggorok itu ditandai adanya penebalan atau pembengkakan dinding tenggorokan, berwarna kemerahan, ada bintik-bintik putih, disertai adanya rasa sakit menelan.
Radang tenggorok bisa disebabkan infeksi virus atau kuman, disertai daya tahan tubuh yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif pada radang yang disebabkan oleh kuman.
Untuk kasus radang tenggorok yang ringan, terkadang makan makanan yang sehat seperti sayur-sayuran dengan buah-buahan yang kaya vitamin bisa menolong meredakan radang. Gejala radang tenggorok acapkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
Radang Tenggorok atau Pharyngitis ada dua macam, yakni akut dan kronis:
1. Pharyngitis akut.
Radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
2. Pharyngitis kronis.
Radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan.
Penyebab Radang Tenggorokan
Gejala Radang Tenggorokan
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi tenggorokkan yang mengalami peradangan berat atau ringan akan tertutup selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala Lain
Mengidentifikasi Penyebab Radang Tenggorokan
Pada kasus ringan karena infeksi virus tidak harus ke dokter karena cukup diberi obat penghilang rasa sakit atau demam. Pada kasus tertentu yang bukan disebabkan karena virus mungkin perlu dilakukan pemeriksaan dokter.
Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik.
Infeksi Tenggorokan Tidak Harus Terapi Antibiotika
Untuk infeksi tenggorokan adanya demam tinggi, ingus atau lendir yang berwarna hijau atau kuning merupakan gejala dari perjalanan infeksi virus, sebagian besar dokter seringkali memberikan terapi antibiotika. Padahal kondisi tersebut bukan merupakan indikasi pemberian antibiotika. Kecuali kasus dengan demam tinggi, pada saat hari ke 3-5 bisa dipertimbangkan pemberian antibiotika.
Sebelum melakukan pengobatan atau meresepkan obat, sangat penting kita mengetahui penyebab radang tenggorokan guna mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat, yang seringkali terjadi pada kasus radang tenggorokan karena dapat menimbulkan kuman yang resisten terhadap antibiotik.
Untuk mengetahui penyebab radang tenggorokan harus dilakukan pemeriksaan cermat pada tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Selanjutnya, dengan test usap tenggorok untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri. Pemeriksaan lab ini perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan yang disebabkan bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis, dan pasien belum mengkonsumsi antibiotik.
Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan sensitivitas terhadap antibiotik pada pasien yang alergi terhadap penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap erytromisin.
Jangan sampai si penderita meminum obat antibiotik sebelum dia mengetahui seberapa imun tubuhnya dan juga harus memeriksakan radang tenggorokan yang dideritanya ke dokter untuk mengetahui berat-ringannya penyakit. Bila radang tenggorokan disebabkan oleh alergi, si penderita sebaiknya selalu menjaga tubuh tetap prima jangan asal minum-minuman dan makan-makanan yang membuat tenggorokan sakit.
Sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik atau anesthetic throat gargle.
FDA (Food and Drug Administration) atau lembaga pengawasan makanan & obat AS memberikan catatan, bahwa obat kumur Chlorhexidine Gluconate (CG) hasil uji klinis memiliki aktivitas antimikrobial untuk pembilasan oral atau mulut. Hasilnya, dari sampel microbial plaque yang diteliti, telah memperlihatkan pengurangan jumlah bakteri secara umum, baik aerob maupun anaerob yang berkisar 54-97 persen selama penggunaan CG.
Selain itu, penggunaan CG sebagai pembilas oral selama 6 bulan tidak menunjukan adanya perubahan yang nyata di dalam resistensi bakteri, pertumbuhan berlebihan dari organisme berpotensi opurtunis atau lain perubahan di dalam ekosistem microbial oral. Dan, tiga bulan pasca penggunaan CG dihentikan. Banyak bakteri di dalam plaque yang kembali ke tingkat base line,--bakteri plaque tidak resistens. Oleh karena itu, CG bisa dipergunakan sebagai alternatif meredakan radang tenggorokan maupun sariawan.
Komplikasi Jangan Diremehkan.
Nyeri tenggorokan kerapkali diabaikan, karena pada umumnya ringan. Padahal pada sebagian kasus, sekitar 10-20 persen jika dibiarkan berlarut-larut, radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tenggorokan. Namun, tidak banyak yang memeriksakan ke dokter sebelum nyeri tenggorokannya menjadi parah. Bahkan, biasanya penderita baru pergi ke dokter saat radang parah atau nyaris tidak sanggup lagi menelan makanan.
Radang tenggorokan sebenarnya bukanlah nama penyakit, tetapi hanya gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau Pharyngitis. Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang tenggorokan ada bermacam-macam antara lain infeksi virus, infeksi bakteri, alergi dan iritasi.
Pharyngitis karena virus dan bakteri dapat ditularkan melalui ludah, yang menyebar saat batuk (drooplet infection) atau melalui tangan atau barang pribadi penderita yang terkontaminasi. Rata-rata masa inkubasi radang tenggorok antara 2-5 hari. Namun bila disebabkan virus, masa inkubasinya berkisar antara 3 hari hingga 2 minggu. Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari.
Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut. Infeksi Mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan Virus Epstein Barr, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.
Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu. Terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah. Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama.
Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga. Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR). Pada penderita alergi biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan. Pada tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan.
Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika pasien maupun dokter, untuk tidak mengabaikan atau membiarkan nyeri radang tenggorokan menjadi parah hingga menyebabkan komplikasi.
Sumber:detikhealth.com
Penulis:
Prof. dr. Helmi, SpTHT-KL (K)
Tulisan ini juga dipublikasikan di Jurnal Kedokteran Indonesia Medicinal
Radang tenggorok bisa disebabkan infeksi virus atau kuman, disertai daya tahan tubuh yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif pada radang yang disebabkan oleh kuman.
Untuk kasus radang tenggorok yang ringan, terkadang makan makanan yang sehat seperti sayur-sayuran dengan buah-buahan yang kaya vitamin bisa menolong meredakan radang. Gejala radang tenggorok acapkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
Radang Tenggorok atau Pharyngitis ada dua macam, yakni akut dan kronis:
1. Pharyngitis akut.
Radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
2. Pharyngitis kronis.
Radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan.
Penyebab Radang Tenggorokan
- Virus, sekitar 80 persen sakit tenggorokan disebabkan oleh virus yang dapat menyebabkan demam
- Batuk dan pilek atau lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
- Virus coxsackie (hand, foot and mouth disease).
- Alergi juga dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
- Bakteri streptokokus. Dapat diketahui dengan kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dan, adanya gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah-muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
- Difteri
- Merokok.
Gejala Radang Tenggorokan
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi tenggorokkan yang mengalami peradangan berat atau ringan akan tertutup selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala Lain
- Demam
- Pembesaran kelenjar getah bening di leher
- Peningkatan jumlah sel darah putih.
- Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Mengidentifikasi Penyebab Radang Tenggorokan
Pada kasus ringan karena infeksi virus tidak harus ke dokter karena cukup diberi obat penghilang rasa sakit atau demam. Pada kasus tertentu yang bukan disebabkan karena virus mungkin perlu dilakukan pemeriksaan dokter.
Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik.
Infeksi Tenggorokan Tidak Harus Terapi Antibiotika
Untuk infeksi tenggorokan adanya demam tinggi, ingus atau lendir yang berwarna hijau atau kuning merupakan gejala dari perjalanan infeksi virus, sebagian besar dokter seringkali memberikan terapi antibiotika. Padahal kondisi tersebut bukan merupakan indikasi pemberian antibiotika. Kecuali kasus dengan demam tinggi, pada saat hari ke 3-5 bisa dipertimbangkan pemberian antibiotika.
Sebelum melakukan pengobatan atau meresepkan obat, sangat penting kita mengetahui penyebab radang tenggorokan guna mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat, yang seringkali terjadi pada kasus radang tenggorokan karena dapat menimbulkan kuman yang resisten terhadap antibiotik.
Untuk mengetahui penyebab radang tenggorokan harus dilakukan pemeriksaan cermat pada tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Selanjutnya, dengan test usap tenggorok untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri. Pemeriksaan lab ini perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan yang disebabkan bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis, dan pasien belum mengkonsumsi antibiotik.
Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan sensitivitas terhadap antibiotik pada pasien yang alergi terhadap penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap erytromisin.
Jangan sampai si penderita meminum obat antibiotik sebelum dia mengetahui seberapa imun tubuhnya dan juga harus memeriksakan radang tenggorokan yang dideritanya ke dokter untuk mengetahui berat-ringannya penyakit. Bila radang tenggorokan disebabkan oleh alergi, si penderita sebaiknya selalu menjaga tubuh tetap prima jangan asal minum-minuman dan makan-makanan yang membuat tenggorokan sakit.
Sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik atau anesthetic throat gargle.
FDA (Food and Drug Administration) atau lembaga pengawasan makanan & obat AS memberikan catatan, bahwa obat kumur Chlorhexidine Gluconate (CG) hasil uji klinis memiliki aktivitas antimikrobial untuk pembilasan oral atau mulut. Hasilnya, dari sampel microbial plaque yang diteliti, telah memperlihatkan pengurangan jumlah bakteri secara umum, baik aerob maupun anaerob yang berkisar 54-97 persen selama penggunaan CG.
Selain itu, penggunaan CG sebagai pembilas oral selama 6 bulan tidak menunjukan adanya perubahan yang nyata di dalam resistensi bakteri, pertumbuhan berlebihan dari organisme berpotensi opurtunis atau lain perubahan di dalam ekosistem microbial oral. Dan, tiga bulan pasca penggunaan CG dihentikan. Banyak bakteri di dalam plaque yang kembali ke tingkat base line,--bakteri plaque tidak resistens. Oleh karena itu, CG bisa dipergunakan sebagai alternatif meredakan radang tenggorokan maupun sariawan.
Komplikasi Jangan Diremehkan.
Nyeri tenggorokan kerapkali diabaikan, karena pada umumnya ringan. Padahal pada sebagian kasus, sekitar 10-20 persen jika dibiarkan berlarut-larut, radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tenggorokan. Namun, tidak banyak yang memeriksakan ke dokter sebelum nyeri tenggorokannya menjadi parah. Bahkan, biasanya penderita baru pergi ke dokter saat radang parah atau nyaris tidak sanggup lagi menelan makanan.
Radang tenggorokan sebenarnya bukanlah nama penyakit, tetapi hanya gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau Pharyngitis. Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang tenggorokan ada bermacam-macam antara lain infeksi virus, infeksi bakteri, alergi dan iritasi.
Pharyngitis karena virus dan bakteri dapat ditularkan melalui ludah, yang menyebar saat batuk (drooplet infection) atau melalui tangan atau barang pribadi penderita yang terkontaminasi. Rata-rata masa inkubasi radang tenggorok antara 2-5 hari. Namun bila disebabkan virus, masa inkubasinya berkisar antara 3 hari hingga 2 minggu. Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari.
Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut. Infeksi Mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan Virus Epstein Barr, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.
Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu. Terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah. Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama.
Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga. Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR). Pada penderita alergi biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan. Pada tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan.
Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika pasien maupun dokter, untuk tidak mengabaikan atau membiarkan nyeri radang tenggorokan menjadi parah hingga menyebabkan komplikasi.
Sumber:detikhealth.com
Penulis:
Prof. dr. Helmi, SpTHT-KL (K)
Tulisan ini juga dipublikasikan di Jurnal Kedokteran Indonesia Medicinal