PADA tahun 2020 nanti diperkirakan kematian akibat kebiasaan merokok akan lebih banyak dibandingkan dengan HIV, TBC, kematian persalinan, kecelakaan lalu-lintas, bunuh diri, dan pembunuhan.
Seprti halnya pada Rokok Mengandung Darah Babi prediksi tersebut bukan tanpa alasan. Meskipun hampir setiap orang tahu bahwa merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi jumlah perokok terus saja bertambah. Kebiasaan merokok pun tidak lagi didominasi oleh kaum pria. Hampir di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, semakin banyak kaum wanita yang gandrung merokok.
Beragam alasan melatarbelakangi kebiasaan merokok pada wanita. Tidak sedikit di antaranya yang beranggapan bahwa rokok adalah simbol wanita modern yang seksi, glamour, matang, dan mandiri. Akan tetapi, di lain pihak ada pula orang yang memiliki kesan bahwa wanita yang merokok bukanlah wanita “baik-baik”. Tak perlu diperdebatkan, kedua pendapat subjektif itu tentu saja sama ngawurnya. Merokok bukanlah cara yang benar untuk menunjukkan independensi seorang wanita. Demikian pula sebaliknya, merokok tidak dapat dijadikan ukuran moral seseorang. Jadi jelas bahwa anjuran untuk tidak merokok semata-mata atas pertimbangan dampak negatifnya terhadap kesehatan.
☠ Merokok dan kesehatan reproduksi
Pada prinsipnya, merokok adalah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, baik bagi pria maupun wanita. Hubungan erat antara penyakit jantung, paru-paru, dan kanker dengan kebiasaan merokok tentunya sudah menjadi pengetahuan umum. Sayangnya, dampak negatif rokok terhadap wanita tidak “sesempit” itu. Begitu banyak gangguan kesehatan akibat kebiasaan merokok yang secara “eksklusif” hanya menyerang kaum wanita, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Gangguan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tersebut dapat bermacam-macam bentuknya, health articles ini mungkin dirasa perlu dikarenakan untuk pencegahan mulai dari gangguan haid, early menopause (lebih cepat berhenti haid) hingga sulit untuk hamil. Pada wanita perokok terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar kandungan dan keguguran. Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok,
kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin.
Sejauh ini terdapat kurang lebih dua puluh penelitian yang memaparkan kaitan merokok dengan infertilitas. Penelitian pada mencit menunjukkan, nikotin dalam rokok menyebabkan gangguan pematangan ovum (sel telur). Hal inilah yang diduga menjadi penyebab sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan gangguan pada proses pelepasan ovum dan memperlambat motilitas tuba, sehingga risiko seorang wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan menjadi sekira 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan wanita bukan perokok.
Nikotin pula yang menjadi biang kerok berkaitan dengan healthy lifestyle timbulnya gangguan haid pada wanita perokok. Zat yang menyebabkan seseorang ketagihan merokok ini, ternyata memengaruhi metabolisme estrogen. Sebagai hormon yang salah satu tugasnya mengatur proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Bahkan dilaporkan bahwa wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat saat haid tiba.
Merokok berhubungan dengan risiko tinggi untuk mengalami kelainan dalam kehamilan, antara lain ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) dan gangguan pada plasenta (ari-ari). Kebiasaan merokok pun dikaitkan dengan kelahiran prematur dan berat badan bayi yang dilahirkan akan cenderung rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki risiko tinggi untuk mengalami kesakitan bahkan kematian.
☠ Kulit keriput dan tulang rapuh
Di luar masalah kesehatan reproduksi, seorang wanita perokok juga dihadapkan pada masalah kecantikan dan kesehatan tulang. Profesor Antony Young dari Guys, Kings and St.Thomas School of Medicine, London Inggris, menyatakan bahwa seseorang merokok atau tidak dapat diketahui hanya dengan melihat wajahnya. Seorang perokok memiliki lebih banyak kerutan dan warna kulitnya terlihat lebih keabuan. Ini yang menyebabkan mereka tampak lebih tua dibandingkan wanita seusianya.
Merokok mengaktifkan enzim yang menghancurkan kolagen, sebuah zat yang diperlukan untuk mempertahankan elastisitas kulit. Akibatnya, pada wajah seorang perokok akan timbul lebih banyak kerutan dibandingkan bukan perokok, terutama di sekitar mulut dan mata. Selain itu, saat seorang perokok menghisap rokoknya, karbon monoksida yang terdapat dalam asap rokok akan terserap di dalam darah. Zat toksik yang biasa terdapat pada asap knalpot kendaraan bermotor itu, ternyata 200 kali lebih mudah terikat pada hemoglobin (transporter oksigen) dibandingkan oksigen. Hal ini menyebabkan organ-organ yang seharusnya mendapatkan oksigen dan nutrisi makanan menjadi terganggu metabolismenya, termasuk kulit, organ terluas yang perlu diberi nutrisi.
Masalah lainnya yang harus dihadapi seorang wanita perokok adalah kerapuhan pada tulang. Wanita perokok memiliki massa tulang yang lebih rendah karena efek inhibisi estrogen yang disebabkan oleh nikotin. Padahal, estrogen juga berperan penting untuk membantu metabolisme tulang.
Seperti diketahui, secara alamiah saat seorang wanita mengalami menopause kadar estrogen dalam tubuhnya akan berkurang drastis. Di sisi lain, wanita perokok akan memiliki kadar estrogen yang lebih rendah dan berisiko mengalami menopause lima tahun lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Kombinasi kedua hal tersebut mengakibatkan wanita perokok berisiko tinggi untuk mengalami osteoporosis (keropos tulang).
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, seluruh fakta tentang dampak negatif rokok terhadap kesehatan wanita sangat penting untuk diketahui. Namun perlu pula diingat, sedalam apa pun pengetahuan tersebut kita miliki, tentu tak akan banyak artinya jika tidak disertai dengan upaya konkret untuk berhenti merokok. Yakinlah bahwa dengan tidak merokok dan mencoba dengan healthy liferstyle kita telah menanamkan investasi besar bagi kesehatan pribadi maupun orang-orang terdekat yang kita sayangi.
Gimana kaum hawa masih tertarik dengan bisikan rokok?