Suatu kelainan yang hingga sampai sekarang belum diketahui dengan pastinya penyebab dari penyakit ini. Ya, kelainan itu adalah "Autisme" atau dengan kata lainnya adalah suatu kelainan fisik dari perkembangan jiwa seorang anak pada masa tiga tahun pertama setelah dilahirkan. 
http://nbnl.globalwhelming.com/wp-content/uploads/2011/03/jake-barnett-450x300.jpg

Autisme menyebabkan seseorang yang menderitanya mengalami gangguan pada perkembangan kerja otaknya secara normal dalam kemampuan sosialitasnya dan juga kemampuannya dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya. 


Penyebab, Faktor, dan Jenis Autisme 
Seorang pakar kesehatan, Neil K. Kaneshiro, MD., MHA., menyebutkan bahwa "Autisme adalah sebuah kondisi fisik yang berhubungan dengan kelainan secara biologis dan kinerja otak seseorang." 

Seorang bayi yang baru lahir tidak bisa divonis bahwa ia menderita autisme ketika lahir, karena kondisi ini hanya dapat diketahui ketika anak tersebut menginjak tahun kedua dalam hidupnya. 

Kebanyakan orang tua menganggap bahwa anaknya tersebut menderita autisme dikarenakan pemberian vaksin dan juga obat-obatan yang telah menyebabkan anaknya menderita kelainan tersebut. 

Namun, beberapa studi tentang autisme menyebutkan bahwa hal tersebut tidak benar adanya. Bahkan, The American Academy of Pediatrics dan The Institute of Medicine (IOM) juga membenarkan bahwa seorang anak yang terjangkit autisme bukanlah dikarenakan pemberian vaksin dan obat-obatan lainnya. 

Akan tetapi, autisme lebih dikarenakan oleh kelainan pada kromosom anak tersebut dan juga permasalahan yang terjadi pada sistem saraf (neurological) dan juga faktor genetik atau keturunan dari anak tersebut. 

Terdapat pula sumber yang mengatakan bahwa ada kecurigaan yang menyebabkan seorang anak menderita kelainan autisme namun hal tersebut belum terbukti kebenarannya, yaitu diet, keracunan merkuri, ketidakmampuan tubuh dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral tertentu, sensitif terhadap jenis vaksin tertentu. 
http://www.wessels-ib-support.nl/imagedump/autisme.jpg

Berdasarkan bukti yang ada, kebanyakan anak laki-laki yang menderita autisme dibandingkan dengan wanita dan terdapat beberapa jenis dari kelainan dalam perkembangan fisik dari seseorang itu sendiri, misalnya :

1. Asperger syndrome, layaknya autisme, namun perkembangan bahasanya normal. 

2. Rett syndrome, berbeda dengan autisme, hanya dialami oleh wanita. 

3. Childhood disintegrative disorder, kondisi yang sangat langka dimana sang anak hanya dapat melatih kemampuan belajarnya hingga umur sepuluh tahun saja, setelah itu ia akan kehilangan kemampuan yang telah dipelajarinya. 

4. Pervasive developmental disoreder - not otherwise specified (PDD-NOS), yang disebut juga sebagai atypical autisme. 


Gejala-gejalanya 
Kelainan autisme hanya dapat diketahui ketika anak tersebut telah berumur dua tahun dan kebanyakan dari penderita autisme akan bertingkah seakan-akan ia memiliki dunianya sendiri tanpa menyadari kehadiran orang lain. 

Kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya, kemampuan bicaranya yang lambat dari orang normal, tidak dapat diajak berbicara dalam waktu yang lama, tidak ada kontak mata dengan lawan bicara, selalu mengulang kata yang telah diucapkannya, dan juga kesulitan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. 

Seorang anak penderita autisme memiliki tingkat kesensitifitasan yang melebihi dari manusia normal, khususnya indra penglihatannya, pendengaran, sentuhan, penciuman, ataupun rasa. 

Hal ini ditunjukkan ketika mereka merasa terganggu dengan suara berisik maka ia akan menutup kedua telinganya erat-erat. 

Mereka lebih menyenangi suatu hal yang itu-itu saja, penderita autisme akan lebih fokus pada suatu hal saja misalkan ia suka akan musik, maka ia akan lebih cepat mempelajari hal yang berhubungan dengan musik saja. 

Melakukan gerakan yang sama berulang kali, menunjukan sesuatu ketertarikan yang berlebihan pada suatu objek tertentu. 


Autisme, Kekurangan atau Kelebihan? 
Mungkin kelainan autisme ini justru memberikan suatu kelebihan bagi sang penderitanya, hal ini terbukti dari kasus yang terjadi pada, Jacob Barnett, seorang anak yang berumur 12 tahun di Amerika yang dapat memecahkan teori "Big Bang" (teori konsep rumusan matematika yang sangatlah rumit), dan setelah dilakukan serangkaian tes ternyata ia memiliki IQ melebihi Albert Einstein (170). 
http://sundaytimes.lk/110327/images/Jacob-Barnett.jpg

Jacob mengidap Aspergers syndrome, Kristine Barnett, ibu dari Jacob sempat heran ketika anaknya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun hingga ia menginjak usia dua tahun. 

Akibat kelainan yang dideritanya tersebut, Jacob menjadi pengajar di Universitas Indiana. Ia mengajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia matematika (kalkulus, aljebra, geometri, dan trigonometri) yang mungkin bagi kita sendiri pelajaran tersebut sangatlah membosankan sekali. 
http://thautcast.com/drupal5/images/jacobb.png

Tidak hanya itu saja, ia juga sedang mengembangkan teori relativitas dari Einstein saat ini.

sumber
Read More >>

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUO-s0gxMagPB1Ecu4C5W9XwIflv9uz4YRQhUWj_NpyJR2Hv-dzyDbvaqZvEXRbghLNo6YKxyIGbXa4Ps_xQKzDjg0f1SAjosX9Y2rP2K22x1AingpxQ3qGCtihEjxeaCTsL_x7jzHUT8/s1600/makanan310806-f.jpg
Saat kondisi cuaca ekstrem dan tidak menentu seperti sekarang ini, tubuh Anda mungkin menjadi lebih rentan terhadap gangguan ringan, seperti flu atau pilek. Agar tidak gampang sakit, Anda tentu harus menjaga kondisi dan stamina dengan beragam cara, termasuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan atau imunitas melalui asupan makanan yang bergizi.
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan sehat yang dapat Anda pilih untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan mengonsumsinya secara tepat dan seimbang, kondisi tubuh Anda akan prima dan terhindar dari gangguan penyakit.
1. Tiram
Benarkah tiram mengandung zat yang merangsang birahi, atau meningkatkan kekebalan tubuh? Mungkin keduanya benar. Tiram mengandung mineral seng (zinc). Penelitian menunjukkan, asupan seng yang rendah berkaitan dengan infertilitas pria. Selain itu, kandungan mineral seng dalam tiram memiliki efek antivirus. Meski penelitian belum dapat menjelaskan prosesnya, mineral seng terbukti berperan besar dalam sistem imun, termasuk dalam penyembuhan luka.
2. Semangka
Selain mengandung banyak cairan dan menyegarkan, semangka yang telah matang juga memiliki kandungan antioksidan dan glutathione yang tinggi.Glutathione dikenal dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga dapat memerangi infeksi. Glutathione sendiri ditemukan dalam daging buah semangka yang merah.
3. Kubis
Selain semangka, kubis juga merupakan salah satu sumber glutathione yang berguna memperkuat sistem kekebalan. Kubis mudah ditemukan di setiap musim dan harganya murah. Cobalah menambahkan beberapa jenis kubis (putih, merah, china) pada sup dan minuman untuk meningkatkan nilai gizi dan sumber antioksidan dalam makanan Anda.
4. Kacang "almond"
Tahukah Anda, bila mengalami stres, maka hal itu sama artinya dengan menurunkan kekebalan tubuh? Cobalah segenggam almond untuk mengatasinya. Anda disarankan mengonsumsi 1/4 cangkir almond karena dalam takaran tersebut sudah mengandung 50 persen dari jumlah vitamin E yang dibutuhkan tubuh untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan. Almond juga mengandung riboflavin dan niacin, vitamin B yang dapat membantu Anda bangkit kembali dari dampak stres.
5. Jeruk "grapefruit"
Kandungan vitamin C dalam grapefruit sangat tinggi dan baik untuk tubuh. Namun, hingga saat ini, riset belum dapat membuktikan bahwa Anda dengan mudah mencukupi kebutuhan vitamin C melalui makanan saja, tanpa suplemen, untuk membantu mengobati flu atau pilek. Meski begitu, jeruk grapefruit dapat menjadi pilihan karena mengandung flavonoid (senyawa kimia alami yang berguna meningkatkan sistem kekebalan tubuh). Tidak suka jeruk grapefruit? Anda bisa coba jeruk biasa atau tangerin (jeruk keprok).
6. "Wheat germ" 
Wheat germ adalah bagian inti dari benih gandum yang kaya akan zat gizi. Kandungan yang terdapat di wheat germ di antaranya adalah mineral seng, antioksidan, dan vitamin B; serta vitamin dan mineral penting lainnya. Wheat germjuga mengandung campuran serat, protein, dan beberapa lemak yang baik.
7. Yoghurt rendah lemak
Secangkir yoghurt setiap hari dapat menghindari tubuh Anda dari kedinginan. Carilah label yoghurt yang menuliskan "bakteri hidup dan kultur aktif". Beberapa peneliti percaya bahwa yoghurt dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Selain itu, studi terbaru tentang vitamin D terbaru telah menemukan hubungan antara kadar vitamin D rendah dan meningkatnya risiko kedinginan dan terkena flu.
8. Bawang putih
Bawang putih mengandung sejumlah antioksidan yang berguna dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan H pylori, bakteri yang menyebabkan bisul dan kanker perut. Tips memasaknya adalah: kupas bawang putih, potong, dan biarkan 15 hingga 20 menit sebelum dimasak untuk mengaktifkan enzim yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh.
9. Bayam
Bayam dikenal sebagai makanan super karena kaya nutrisi. Hal ini karena bayam mengandung folat yang membantu tubuh Anda memproduksi sel baru dan memperbaiki DNA. Bayam juga mengandung serat, antioksidan, seperti vitamin C, dan banyak lagi. Nutrisi bayam paling banyak didapat saat bayam dimakan mentah atau dimasak sebentar.
10. Teh
Anda suka teh hijau atau teh hitam? Tidak perlu ragu karena keduanya sama-sama mengandung polifenol dan flavonoid yang dapat melawan penyakit. Antioksidan yang terkandung dalam kedua jenis teh itu dapat menghancurkan radikal bebas.
11. Ubi jalar
Seperti halnya wortel, ubi jalar juga memiliki beta karoten-antioksidan yang melawan radikal bebas. Ubi jalar juga mengandung vitamin A yang berguna memperlambat proses penuaan dan dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
12. Brokoli
Sayuran yang mudah ditemukan di supermarket ini ternyata mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan dasar tubuh. Sebuah penelitian menunjukkan, zat kimia alami dalam brokoli membantu merangsang sistem kekebalan tubuh. Plus, nutrisi yang melindungi tubuh Anda dari kerusakan. Selain itu, brokoli juga memiliki vitamin A, vitamin C, dan glutathione. Tips memasak: Anda dapat menambahkan lauk dengan brokoli yang diberi keju rendah lemak sehingga memperoleh vitamin B dan vitamin D yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
13. Jamur kancing
Bila Anda menganggap jamur sebagai makanan yang rendah gizi, Anda salah! Jamur memiliki kandungan mineral selenium dan antioksidan. Berdasarkan penelitian, rendahnya tingkat selenium dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terjangkit flu yang lebih parah. Selain itu, kandungan riboflavin dan niacin yang terkandung dalam jamur kancing berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa jamur juga memiliki antivirus, antibakteri, dan efek anti-tumor.
14. "Acai berry"
Dikenal dengan istilah "makanan super", acai berry juga menghasilkan antioksidan seperti blueberry. Hanya, kandungan antioksidan acai berry lebih tinggi dan sering disebut anthocyanin. Meskipun acai berry tidak dapat dispesifikkan untuk memerangi penyakit tertentu, antioksidannya dipercaya dapat membantu tubuh Anda melawan penuaan dan penyakit. Acai berry paling sering ditemukkan dalam minuman jus atau smoothie atau yang dikeringkan dan dicampur granula (sereal).
15. "Elderberry"
Dalam sebuah studi yang dilakukan ditemukan bahwa ramuan yang terbuat dari ekstrak elderberry mampu memblok virus flu. Beberapa studi kecil yang dilakukan pada manusia menunjukkan bahwa bahan ini dapat membantu Anda lebih cepat pulih dari flu. Namun, para ilmuwan mengingatkan bahwa studi lebih lanjut masih diperlukan. Elderberry sendiri kaya antioksidan dan memiliki kemampuan untuk meredakan peradangan.
Read More >>
UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF
         Pengujian hipotesis deskriptif: proses generasilasi penelitian berdasarkan pada satu sampel
         Jika datanya interval rasio digunakan statistik parametris (distribusi data normal)
         Jika datanya nominal, ordinal digunakan statistik non parametris (distribusi data bebas)


STATISTIK PARAMETRIS
         Data: interval atau rasio
         Uji: t-test 1 sampel
         Rumus yang digunakan t atau z
         Rumus z digunakan jika simpangan baku populasi diketahui (karena umumnya tidak diketahui), sering dipakai rumus z
         Macam uji: uji dua fihak (two tail test) dan uji satu fihak (one tail test)

RUMUS t

         t = (x – μo) / (s/√n)
         t = nilai t yang dihitung = t hitung
         x = rata-rata x
         μo = nilai yang dihipotesiskan
         s = simpangan baku
         n = jumlah sampel

UJI DUA FIHAK (TWO TAIL TEST)

         Uji dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha berbunyi: “…tidak sama dengan …”
         Ho: “Lama kala 2 pada primigravida sama dengan 1 jam”
         Ha: “Lama kala 2 pada primigravida tidak sama dengan 1 jam”
         Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

UJI SATU FIHAK (ONE TAIL TEST)

         Uji fihak kiri:
        Ho = “… lebih besar atau sama dengan (≥)…”
        Ha = “… lebih kecil (<)…”
         Contoh:
        Ho = “Daya tahan bidan berdiri lebih besar dan sama dengan 2 jam”
        Ha = “Daya tahan bidan berdiri  lebih kecil dari 2 jam”
         Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

         Uji fihak kanan:
        Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”
        Ha = “… lebih besar (>)…”
         Contoh:
        Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20 orang”
        Ha = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”
         Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≥ t tabel

STATISTIK NON PARAMETRIS

         Data: nominal atau ordinal
         Uji data nominal:
        Test Binomial
        Chi Kuadrat (χ2)
         Uji data ordinal:
        Run Test

TEST BINOMIAL

         Syarat:
        Populasi terdiri 2 klas (misal: pria dan wanita)
        Data Nominal
        Jumlah sampel kecil (<25)
         Distribusi data Binomial (terdiri 2 kelas): kelas dengan kategori (x) dan kelas dengan ketegori (N-x)
         Ketentuan: Bila harga P > α , Ho diterima
        P = proporsi kasus (lihat tabel)
        Α = taraf kesalahan ( 1% = 0,01)

         Contoh: penelitian tentang kecenderungan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24 Bumil, 14 Bumil memilih di Polindes, 10 Bumil memilih di Puskesmas
         Ho = peluang Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau Puskesmas adalah sama, yaitu 50%
         Ho = p1 = p2 = 0,5

         Sampel (n) = 24
         Frekuensi kelas terkecil (x) = 10
         Tabel (n=24, x=10) didapat koefisien binomial (p) = 0,271
         Bila taraf kesalahan (α) ditetapkan 1% = 0,01
         p = 0,271 > 0,01 maka Ho diterima
         Kesimpulan: kemungkinan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas adalah sama yaitu 50 %

CHI KUADRAT (χ2)

         Syarat:
        Populasi terdiri dari 2 atau lebih kelas
        Data Nominal
        Sampelnya besar

         Ho = “Peluang memilih x atau y adalah sama besar yaitu 50%”
         Ketentuan: Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel (dengan dk dan taraf kesalahan tertentu)
         dk = kebebasan untuk menentukan frekuensi yang diharapkan, jika peluangnya 2 (x atau y) maka dk =1

         Penelitian peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3. Jumlah sampel 300 Bumil, memilih Bidan P2B 200 orang, memilih Bidan D3 100 orang
         Ho = “Peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3 adalah sama (50%)”
         Jika dk = 1, α = 5% à χ2  tabel = 3,841, dan χ2  hitung = 33,33
         Kesimpulan: Ho ditolak

         Penelitian tentang warna sepatu dipilih Bidan. Jumlah sampel 3000 Bidan, 1000 warna hitam, 900 warna putih, 600 coklat, 500 warna lain
         Ho =“Peluang Bidan memilih empat warna sepatu adalah sama”
         Jika dk = 3, α = 5% à χ2  tabel = 7,815, dan χ2  hitung = 226,67
         Kesimpulan: Ho ditolak

RUN TEST

         Untuk mengukur urutan suatu kejadian random atau tidak (pada data ordinal)
         Caranya dengan memperhatikan jumlah “run”
         Run adalah kejadian yang berurutan
         Contoh: @@@  ## @ ### @@ # @@ = 7 run
         Ho = “Urutan dalam memilih … adalah random”
         Ketentuan: Ho diterima jika r observasi berada diantara r kecil (tabel) dan r besar (tabel)

UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF

SKALA VARIABEL                  UJI STATISTIK
  • NOMINAL                             TEST BINOMIAL, CHI KUADRAT
  • ORDINAL                               RUN TEST
  • INTERVAL RASIO                t-TEST, RUMUS Z (SD DIKETAHUI)

UJI HIPOTESIS ASOSIASI
  • SKALA VARIABEL               UJI STATISTIK
  • NOMINAL                             CHI KUADRAT
  • ORDINAL                               SPERMAN RANK, KENDAL TAU
  • INTERVAL-RASIO                PEARSON PRODUCT MOMENT, KORELASI GANDA,            KORELASI PARSIAL

UJI HIPOTESIS KOMPARASI






REFERENSI:
  1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
  2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
  3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
  4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
  5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
  6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Read More >>
MERANCANG KUESIONER PENELITIAN

Kompetensi Mata Kuliah:

Instumen Penelitian
Teknik pengumpulan data
Macam Instrumen Penelitian
Syarat Instrumen penelitian yang baik
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Macam Kuesioner
Syarat kuesioner yang baik
Cara mengukur data kualitatif


Teknik Pengumpulan Data

Pengukuran
Pengamatan (observasi)
Wawancara (interview)
Angket/Kuesioner


Instrument Penelitian

Instrumen penelitian: adalah alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data:

Angket / kuesioner
Check List


Syarat Instrumen Penelitian:

Akurasi (accuracy) → valid
Presisi (precision) → reliabel
Kepekaan (sensitivity) → teliti


Akurasi (validitas) → apakah instrumen tersebut benar benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Presisi (reliability) → kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran (ajeg)
Kepekaan (teliti) → mampu mengukur perubahan data yang semakin kecil (teliti), misalnya timbangan emas lebih peka dibanding timbangan beras


Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas adalah uji untuk membuktikan apakah instrumen penelitian valid
Uji Reliabilitas adalah uji untuk membuktikan apakah instrumen penelitian reliabel

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137).

Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product moment

Item Instrumen dianggap jika r hitung > r tabel (kritis)
Tingkat signifikansi yang dipakai biasanya 5% atau 10%
Untuk melihat tabel, baris yang dilihat adalah N-2, dimana N adalah jumlah responden


Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.

Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown

Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel.
Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Cronbach’s Alpha”.
Ketentuannya : bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137)


Pengukuran

Harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang diukur
Harus standart alat yang digunakan mengukur
Pengukuran harus sesuai SOP
Harus terlatih orang yang akan mengukur
Hasil pengukuran harus valid dan reliabel


Obsrevasi

Harus diketahui apa, dimana, kapan dan apa/siapa yang observasi
Observasi harus sesuai dengan SOP
Hasil observasi harus valid dan reliabel
Harus diketahui cara mencatat hasil observasi


Wawancara

Harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang diwawancarai
Usahakan membina hubungan baik antara pewawancara dengan responden
Pewawancara hanya mengambil data, tidak boleh mempengaruhi, mengarahkan atau menafsirkan jawaban responden


Apa itu Kuesioner

Kuesioner → daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan peneliti
Kuesioner ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian
Teknik ini cocok untuk memperoleh data yang cukup besar, dari kelompok/ masyarakat yg berpopulasi besar dan bertebaran tempatnya


Macam Kuesioner
Menurut sifatnya:

Angket umum: untuk memperoleh data yang selengkapnya (umum) tentang kehidupan seseorang
Angket khusus: untuk mendapatkan data khusus tentang kehidupan seseorang


Menurut cara penyampaianya:

Angket langsung: disampaikan langsung kepada responden tentang dirinya sendiri
Angket tak langsung: disampaikan kepada responden tentang diri orang lain


Menurut struktur:

Angket berstruktur: angket yang disusun lengkap dengan jawabanya, sehingga responden tinggal memilih
Angket tak berstruktur: angket yang pertanyaanya meminta jawaban menurut responden, sehingga tiap responden jawabanya berbeda


Menurut bentuk pertanyaan:

Angket terbuka: jika responden diberi kebebasan untuk menjawab, menurut pendapat responden sendiri
Angket tertutup: jika pertanyaanya sudah lengkap dengan jawaban, sehingga responden harus menjawab sesuai dengan jawaban yang telah tersedia


Data Yang Perlu Dikumpulkan
Data umum responden:

Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, agama


Data variabel penelitian (Khusus)

Variabel bebas
Variabel tergantung


Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Kuesioner

Pakai bahasa yang sederhana, yang mudah dimengerti oleh responden, hindari menggunakan bahasa yang sulit dimengerti

Contoh:

Apakah Ibu mengikuti program ASI Eksklusif?
Apakah Ibu memberikan makanan tambahan selain ASI pada bayi ibu? (lebih mudah dimengerti)


Pertanyaan jangan terlalu luas

Contoh:

Dimana ibu melahirkan?
Dimana Ibu melahirkan anak yang terakhir? (lebih fokus)


Pertanyaan tidak boleh double

Apakan Ibu sudah mengikuti KB, dan siapa yang menyuruh? (double pertanyaan)
Apakah Ibu sudah ikut KB?
Siapakah yang mempengaruhi Ibu ikut KB?


Pertanyaan tidak boleh memimpin atau mengarahkan

Contoh:

Ibu sudah ikut KB, bukan? (mengarahkan)
Apakan Ibu sudah ikut KB?


Pertanyaan diusahakan mudah dijawab responden

Apa alasan Ibu ikut KB?
□ Penyakit
□ Ekonomi
□ Kesejahteraan Ibu
□ Dipaksa Suami
□ Lain-lain

Hindari pertanyaan bias

Berapa umur Ibu sekarang?
□ 20 – 25 tahun
□ 25 – 30 tahun
□ 30 – 35 tahun
□ > 35 tahun

Pertanyaan Terbuka

Apakah Saudara setuju Puskesmas Peterongan dipindahkan ke lokasi Pondok?
Apa alasan Saudara tidak setuju?


Pertanyaan Tertutup

Apakah Saudara setuju Puskesmas Peterongan dipindahkan ke lokasi Pondok?
□ Setuju
□ Tidak Setuju

Apa alasan Saudara tidak setuju?
□ Jauh
□ Lahan sempit
□ Tidak ada transportasi
□ Harus pakai jilbab
□ Lain-lain ……

Dichotomous Choice

Apakah Ibu pernah membicarakan masakah ASI Eksklusif dengan teman/tetangga?
□ Pernah
□ Tidak pernah

Multiple Choice

Siapakah yang mendorong Ibu datang ke Posyandu?
□ Suami
□ Orang tua
□ Tetangga
□ Tokoh masyarakat
□ Tokoh Agama
□ Lain-lain …………

Check List

Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan:
□ Puskesmas
□ Polindes
□ Posyandu
□ Dukun
□ Dokter Praktek Swasta
□ Lain-lain …………

Ranking Question

Menurut Saudara siapakah Presiden yang paling jujur? (Berikan urutan dengan memberi nomor didepan nama presiden)
□ Sukarno
□ Suharto
□ Habibi
□ Gus Dur
□ Megawati
□ SBY

Data Kualitatif

Mengukur data kualitatif sebaiknya menggunakan:
Jawaban benar salah (contoh: mengukur pengetahuan)
Skala Likert (contoh: mengukur persepsi, sikap, perilaku)


Skala Likert Persepsi

1 = Sangat tidak tepat
2 = Tidak tepat
3 = Cukup tepat
4 = Tepat
5 = Sangat Tepat

Skala Likert Sikap

1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Cukup setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

Skala Likert Perilaku

1 = Tidak pernah
2 = Jarang
3 = Kadang-kadang
4 = Sering
5 = Selalu

Tugas Individu

Apa yang dimaksud Instrumen Penelitian
Sebutkan teknik pengumpulan data
Sebutkan dan jelaskan macam instrumen penelitian
Sebutkan syarat instrumen penelitian yang baik
Jelaskan apa yang dimaksud Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebutkan dan jelaskan macam kuesioner
Sebutkan syarat membuat kuesioner yang baik
Bagaimana cara mengukur data kualitatif
Buat contoh kuesioner kuantitatif
Buat contoh kuesioner kualitatif


REFERENSI:

Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Read More >>
DESIGN RESEARCH / RANCANGAN PENELITIAN ILMIAH

APA ITU DESIGN RESEARCH
  • Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian
  • Yang termasuk rancangan penelitian adalah: jenis penelitian, populasi, sample, sampling, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, perlu tidak mengunakan statistik, serta cara mengambil kesimpulan

MACAM DESIGN RESEARCH

Berdasar tujuannya, rancangan penelitian dibedakan:
  1. Eksploratif
  2. Deskriptif
  3. Analitik
  4. Eksperimental

  • Rancangan Penelitian Eksploratif: digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel yang belum pernah diketahui
  • Rancangan Penelitian Deskriptif: digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah (variabel Orang, Tempat, Waktu)
  • Rancangan penelitian Analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat: perbedaan, hubungan atau pengaruh
  • Rancangan Penelitian Eskperimen: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti
  • Pendekatan Cross sectional atau Transversal atau studi Prevalensi adalah penelitian yang dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan obyek studi hanya dilakukan sekali
  • Pendekatan Longitudinal / Time series à Penelitian yang dilakukan pada periode waktu tertentu, untuk melihat perubahan yang terjadi mulai awal sampai waktu yang ditentukan secara berurutan

BEDA RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL

  • Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti
  • Penelitian ekperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi pada variabel sebab yang akan diteliti

PENDEKATAN PENELITIAN OBSERVASIONAL

Pada penelitian observasional dibedakan tiga pendekakan:
  1. Cross Sectional
  2. Cohort / Prospektif
  3. Retrospectif / Kasus Kontrol

PENDEKATAN CROSS SECTIONAL

  • Penelitian Analitik Cross Sectional adalah penelitian observaional dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan
  • Populasinya adalah semua responden baik yang mempunyai kriteria variabel bebas dan variabel tergantung maupun tidak
  • Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur
  • Jika penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional, maka populasinya adalah:
  • Semua Wanita Usia Subur (baik yang ikut depo provera maupun tidak, serta baik yang obesitas maupun tidak)
  • Cara pengambilan data, setiap responden diambil datanya untuk dua variabel sekaligus
  • Setiap responden (WUS), dilakukan pengambilan dua data sekaligus, yaitu data tentang memakai depo propera atau tidak, sekaligus diukur sedang mengalami obesitas atau tidak

BAGAN DESIGN ANALITIC RESEARCH CROSS SECTIONAL

PENDEKATAN COHORT

  • Penelitian Analitik dengan pendekatan Cohort adalah penelitian dimana pengambilan data variabel bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah beberapa waktu kemudian baru dilakukan pengambilan data variabel tergantung (akibat)
  • Populasi pada penelitian ini adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel sebab (sebagai kelompok studi)
  • Pada penelitian Cohort perlu kontrol, yaitu kelompok yang tidak mempunyai kriteria variabel sebab
  • Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur
  • Jika penelitian menggunakan pendekatan Cohort, maka populasinya adalah:
  • Semua Wanita Usia Subur yang menggunakan Depo Propera (kelompok studi)
  • Sedangkan kelompok kontrolnya adalah: semua WUS yang tidak menggunakan Depo Propera
  • Setelah diamati beberpa waktu tertentu (misal 1 tahun), dilakukan pengambilan data obesitas (variabel akibat), baik pada kelompok sebab maupun kelompok akibat
  • Kemudian data kedua kelompok studi dan kontrol dianalisa dengan menggunakan uji statistik yang sesuai

BAGAN DESAIN PENELITIAN ANALITIK COHORT

PENDEKATAN RETROSPEKTIF

  • Penelitian Analitik dengan pendekatan retrospektif adalah penelitian dimana pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya setahun yang lalu, dengan cara menanyakan pada responden
  • Contoh: Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur
  • Jika penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif, maka populasinya adalah:
  • Semua Wanita Usia Subur yang mengalami obesitas (Kelompok studi)
  • Sedang kelompok kontrolnya adalah: semua WUS yang tidak mengalami obesitas

BAGAN DESAIN PENELITIAN ANALITIK RETROSPEKTIF

DESAIN EKSPERIMENTAL

  • Penelitian Eksperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan interventi terhadap varibel sebab yang akan diteliti
  • Desain Esperimental dibagai tiga:
  1. Pra Eksperimental
  2. Quasy Experiment
  3. True Experiment

DESAIN PRA EKSPERIMENT

  • Desain Pra Eskperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon tidak dilakukan randomisasi
  • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil
  • Populasi: semua ibu hamil
  • Pre Test
  • Intervensi: penyuluhan
  • Post Test
  • Hasil Pre Test dan Post Test dibandingkan dengan uji statistik yang sesuai

BAGAN DESAIN PRA EKSPERIMEN

DESIGN QUASY EXPERIMENT

  • Design Quasy Experiment adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi
  • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil
  • Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol
  • Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan
  • Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai

BAGAN DESAIN KUASI EKSPERIMEN

TRUE EXPERIMENT DESIGN

  • True Experiment Design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
  • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil
  • Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol, dimana pengambilan dilakukan secara randomisasi
  • Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan
  • Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai

BAGAN DESAIN EKSPERIMEN MURNI


REFERENSI
  1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC
  2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara
  3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara
  4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara
  5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia
  6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Read More >>
UJI VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN

PENGERTIAN
  • Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
  • Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
  • Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas.
  • Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal)
  • Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitas isi)

Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:
  1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
  2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
  3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
  • Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
  • Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.

PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER

PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)
  • Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
  • Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)
  • Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
  • Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)

PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL
  • Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.

CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER
  1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
  2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
  3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
  4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment

Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:
1 = 0,884
2 = 0,893
3 = 0,931
4 = 0,811
5 = 0,920
6 = 0,705
7 = 0,827
8 = 0,893
9 = 0,867
10 = 0,564

Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)
Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765

CARA MENENTUKAN VALIDITAS
  • Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
  • Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih kecil dari “r” kritis
  • Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan, agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.

REFERENSI
  1. Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
  2. Singarimbun, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES
Read More >>