ANDA mungkin tidak menyangka bahwa insting anjing atau kucing saat mereka terluka ternyata dibenarkan secara ilmiah. Mereka menjilati lukanya dan beberapa hari kemudian, luka mengering dan sembuh. Karena itu tak hern bila baru-baru ini, para peneliti Belanda mengidentifikasikan adanya satu zat dalam air ludah khususnya ludah manusia. Zat ini dikatakan juga mempercepat penyembuhan luka.
Tim peneliti menemukan bahwa histatin, protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri, juga bertanggung jawab atas penyembuhan luka. Hasil penelitian yang dupblikasikan di The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) edisi terbaru ini jelas memberi harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena mungkin dapat diproduksi secara massal, zat tersebut memiliki potensi seperti krim antibiotik dan alkohol gosok.ami harap temuan kami ini bermanfaat bagi orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka trauma seperti luka bakar," ungkap Menno Oudhoff, seperti dikutip Xinhua.
"Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka," kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal. Penelitian tersebut juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang.
Dan tentu saja, temuan ini menjelaskan kenapa ada pengobat alternatif yang menggunakan ludah sebagai teknik atau metode untuk menyembuhkan luka. Luar biasa, satu rahasia alam terbuka satu lagi!
Tim peneliti tersebut menemukan bahwa histatin, protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri, juga bertanggung jawab atas penyembuhan luka. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) edisi teranyar.
Penelitian itu menjanjikan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena mungkin dapat diproduksi secara massal, zat tersebut memiliki potensi seperti krim antibiotik dan alkohol gosok.
"Kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar," kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut, seperti dikutip Xinhua.
"Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka," kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal. Penelitian tersebut juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang.