Stres memicu radikal bebas yang dapat memengaruhi produksi pigmen rambut.
VIVAnews - Uban merupakan salah satu tanda penuaan seiring pertambahan usia. Namun, hilangnya pigmen rambut ini seringkali menghinggapi mereka yang masih berusia muda, bahkan anak.
Satu mitos mengatakan bahwa stres adalah salah satu pemicu munculnya uban di usia dini. Mitos ini seolah sudah menjadi kesepakatan bersama di tengah masyarakat tanpa jelas asal usulnya.
Mitos itu diperdebatkan. Ada bukti bahwa stres memicu radikal bebas yang dapat memengaruhi produksi melanin. Ini adalah pigmen yang bertanggung jawab terhadap warna rambut.
Kondisi itu memang dapat memicu pemutihan pada rambut. Namun nyatanya, proses tersebut tidak terjadi dalam waktu seketika. Bahkan, jika memang benar, stres akan hanya sedikit mempercepat pemutihan rambut.
Jangan terjebak mitos keliru. Simak fakta dari tujuh mitos lain seputar perawatan wajah dan rambut, seperti dikutip dari Fox News:
1. Abai cuci wajah picu komedoJarang membasuh muka memang dapat menyebabkan pori-pori tersumbat. Akibatnya kotoran-kotoran menumpuk dan terbentuklah komedo. Namun, pembersihan yang terlalu banyak terutama dengan exfoliators abrasif sebenarnya dapat membuat keadaan menjadi semakin buruk.
Terlalu sering mencuci wajah bisa membuat kulit iritasi dan sel-sel akan lebih aktif memproduksi minyak. Cuci muka dilakukan setiap hari dengan batasan yang normal saja. Untuk penggunaan bahan pelembut seperti scrub bisa dilakukan dua atau tiga kali dalam seminggu.
2. Sampo antiketombe hilangkan serpihan di kulit kepalaSampo antiketombe bekerja khusus menghilangkan serpihan di kulit kepala. Namun, menggunakan sampo ini setiap hari belum tentu efektif untuk mengatasi masalah kulit kepala. Penggunaan shampo antiketombe setiap hari justru akan mengeringkan kulit kepala. Batasi penggunaan jenis sampo ini.
3. Sikat gigi setelah makanMenyikat gigi setelah makan, apakah ide yang baik? Menyikat gigi setelah makan, terutama usai konsumsi makanan dan minuman asam, dapat meningkatkan erosi pada enamel atau email gigi, sebuah lapisan yang memberi kekuatan pada gigi. Dokter gigi menganjurkan menyikat gigi pada 30-60 menit usai makan.
4. Cokelat bisa sebabkan jerawatKebanyakan timbulnya jerawat tidak ada kaitannya dengan diet makanan. Perubahan kadar hormon, stres dan genetika adalah faktor utama timbulnya jerawat. Jadi jangan takut jerawat jika ingin menikmati lezatnya coklat. Tapi, jangan berlebihan.
5. Jangan gunakan pelembab jika kulit berminyakSebenarnya pelembab kulit membantu menjaga kandungan air alami kulit. Jika kebetulan kelenjar minyak Anda terlalu aktif, pastikan membersihkannya dulu sebelum mengolesnya dengan krim. Jika tidak, Anda akan mengumpulkan kotoran dan debu yang menempel di kulit.
6. Topi menyebabkan rambut rontokKebotakan adalah masalah genetik. Jadi, penggunaan topi yang terlalu sering tidak ada kaitannya dengan kebotakan. Kecuali topi Anda terbuat dari bahan yang menghambat sirkulasi udara di kepala.
7. Sering potong, rambut cepat panjangKarakter rambut ditentukan oleh genetika, bukan pemotongannya. "Rambut akan tumbuh 0,5 inci (1,27 cm) setiap bulan, tak peduli dipotong atau tidak," katanya John Barrett, pemilik John Barrett Salon di New York City, seperti dikutip dari laman Shine.
sumber: http://kosmo.vivanews.com/news/read/213484-benarkah-stres-picu-pertumbuhan-uban
VIVAnews - Uban merupakan salah satu tanda penuaan seiring pertambahan usia. Namun, hilangnya pigmen rambut ini seringkali menghinggapi mereka yang masih berusia muda, bahkan anak.
Satu mitos mengatakan bahwa stres adalah salah satu pemicu munculnya uban di usia dini. Mitos ini seolah sudah menjadi kesepakatan bersama di tengah masyarakat tanpa jelas asal usulnya.
Mitos itu diperdebatkan. Ada bukti bahwa stres memicu radikal bebas yang dapat memengaruhi produksi melanin. Ini adalah pigmen yang bertanggung jawab terhadap warna rambut.
Kondisi itu memang dapat memicu pemutihan pada rambut. Namun nyatanya, proses tersebut tidak terjadi dalam waktu seketika. Bahkan, jika memang benar, stres akan hanya sedikit mempercepat pemutihan rambut.
Jangan terjebak mitos keliru. Simak fakta dari tujuh mitos lain seputar perawatan wajah dan rambut, seperti dikutip dari Fox News:
1. Abai cuci wajah picu komedoJarang membasuh muka memang dapat menyebabkan pori-pori tersumbat. Akibatnya kotoran-kotoran menumpuk dan terbentuklah komedo. Namun, pembersihan yang terlalu banyak terutama dengan exfoliators abrasif sebenarnya dapat membuat keadaan menjadi semakin buruk.
Terlalu sering mencuci wajah bisa membuat kulit iritasi dan sel-sel akan lebih aktif memproduksi minyak. Cuci muka dilakukan setiap hari dengan batasan yang normal saja. Untuk penggunaan bahan pelembut seperti scrub bisa dilakukan dua atau tiga kali dalam seminggu.
2. Sampo antiketombe hilangkan serpihan di kulit kepalaSampo antiketombe bekerja khusus menghilangkan serpihan di kulit kepala. Namun, menggunakan sampo ini setiap hari belum tentu efektif untuk mengatasi masalah kulit kepala. Penggunaan shampo antiketombe setiap hari justru akan mengeringkan kulit kepala. Batasi penggunaan jenis sampo ini.
3. Sikat gigi setelah makanMenyikat gigi setelah makan, apakah ide yang baik? Menyikat gigi setelah makan, terutama usai konsumsi makanan dan minuman asam, dapat meningkatkan erosi pada enamel atau email gigi, sebuah lapisan yang memberi kekuatan pada gigi. Dokter gigi menganjurkan menyikat gigi pada 30-60 menit usai makan.
4. Cokelat bisa sebabkan jerawatKebanyakan timbulnya jerawat tidak ada kaitannya dengan diet makanan. Perubahan kadar hormon, stres dan genetika adalah faktor utama timbulnya jerawat. Jadi jangan takut jerawat jika ingin menikmati lezatnya coklat. Tapi, jangan berlebihan.
5. Jangan gunakan pelembab jika kulit berminyakSebenarnya pelembab kulit membantu menjaga kandungan air alami kulit. Jika kebetulan kelenjar minyak Anda terlalu aktif, pastikan membersihkannya dulu sebelum mengolesnya dengan krim. Jika tidak, Anda akan mengumpulkan kotoran dan debu yang menempel di kulit.
6. Topi menyebabkan rambut rontokKebotakan adalah masalah genetik. Jadi, penggunaan topi yang terlalu sering tidak ada kaitannya dengan kebotakan. Kecuali topi Anda terbuat dari bahan yang menghambat sirkulasi udara di kepala.
7. Sering potong, rambut cepat panjangKarakter rambut ditentukan oleh genetika, bukan pemotongannya. "Rambut akan tumbuh 0,5 inci (1,27 cm) setiap bulan, tak peduli dipotong atau tidak," katanya John Barrett, pemilik John Barrett Salon di New York City, seperti dikutip dari laman Shine.
sumber: http://kosmo.vivanews.com/news/read/213484-benarkah-stres-picu-pertumbuhan-uban